Selasa 22 Feb 2022 22:37 WIB

Bentuk Tentara Besar Afganistan, Taliban akan Rekrut Militer Rezim Lama

Taliban akan membentuk pasukan besar sesuai dengan kebutuhan negara

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
Taliban sedang membentuk apa yang dikatakannya sebagai 'tentara besar' untuk Afghanistan.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Taliban sedang membentuk apa yang dikatakannya sebagai 'tentara besar' untuk Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Taliban sedang membentuk apa yang dikatakannya sebagai 'tentara besar' untuk Afghanistan. Adapun personelnya berasal dari militer rezim lama.

Kepala Komisi Pembebasan Pangkat Taliban Latifullah Hakimi pada Senin (21/2/2022) waktu setempat mengatakan, pihaknya membentuk pasukan besar sesuai dengan kebutuhan negara dan kepentingan nasional, meskipun dia tidak merinci jumlahnya. Dia mengatakan tentara hanya akan menjadi salah satu yang negara mampu bentuk.

Ada sedikit bukti bahwa Taliban telah menyerap mantan tentara ke dalam barisan mereka. Namun selama akhir pekan, Taliban menunjuk dua mantan perwira senior Tentara Nasional Afghanistan untuk menduduki posisi teratas di kementerian pertahanan.

Keduanya adalah ahli bedah spesialis yang melekat pada rumah sakit militer utama negara itu. "Pekerjaan kami pada pembentukan tentara sedang berlangsung," kata Hakimi seperti dikutip laman Aljazirah, Selasa (22/2).

"Para profesional termasuk pilot dan insinyur, petugas layanan, staf logistik dan administrasi (dari rezim sebelumnya) berada di tempat mereka di sektor keamanan," ujarnya menambahkan.

Hakimi juga mengatakan, bahwa pihaknya telah memperbaiki setengah dari 81 helikopter dan pesawat. Dia mengatakan pasukan Taliban menguasai lebih dari 300 ribu senjata ringan, 26 ribu senjata berat dan sekitar 61 ribu kendaraan militer selama mereka mengambil alih negara itu.

Angkatan bersenjata Afghanistan hancur dalam menghadapi serangan Taliban menjelang penarikan pasukan 31 Agustus yang dipimpin AmerikaSerikat (AS). Mereka meninggalkan pangkalan dan meninggalkan semua senjata dan kendaraan.

Taliban telah menjanjikan amnesti umum untuk semua orang yang terkait dengan rezim lama. Namun hampir semua pejabat senior pemerintah dan militer, termasuk di antara lebih dari 120 ribu orang yang dievakuasi melalui udara pada hari-hari terakhir penarikan pasukan asing.

Banyak dari pangkat dan arsip tetap, melebur kembali ke kehidupan sipil dan menjaga profil rendah karena takut akan pembalasan. PBB mengatakan pada Januari bahwa lebih dari 100 orang yang terkait dengan angkatan bersenjata lama telah tewas sejak Agustus.

Kendati demikian, Hakimi bersikeras bahwa amnesti Taliban telah bekerja dengan baik. "Jika tidak dikeluarkan, kita akan menyaksikan situasi yang sangat buruk. Para pelaku bom bunuh diri yang mengejar seseorang untuk menargetkannya sekarang menjadi pelaku bom bunuh diri yang sama yang melindunginya," ujarnya.

Afghanistan bangkrut dan aset luar negeri senilai 7 miliar dolar AS disita oleh AS. Washington mengatakan setengahnya akan dicadangkan untuk dana kompensasi para korban serangan 11 September 2001, dan setengahnya lagi dikeluarkan secara bertahap sebagai bagian dari dana bantuan kemanusiaan yang dipantau dengan cermat.

Hakimi mengatakan, bahwa Taliban telah menyingkirkan hampir 4.500 orang yang "tidak diinginkan" dari barisannya. Sebagian besar dari mereka adalah anggota baru yang bergabung setelah pengambilalihan mereka dan disalahkan atas serentetan kejahatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement