REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak berkecimpung di belantika musik, Danilla Riyadi telah menelurkan dua album penuh, yakni Telisik dan Lintasan Waktu. Usai album mini Fingers, kini Danilla merilis album ketiga bertajuk Pop Seblay.
Seperti judulnya, Danilla mengeksplorasi musik pop, salah satu genre yang jadi referensinya. Sementara, seblay adalah kata yang kerap digunakan Danilla dan teman-temannya, terinspirasi seri video "Monyet Seblay" karya seniman visual Fluxcup.
Danilla mengartikan seblay sebagai suatu kondisi yang amat rileks. Spesifiknya, dia mengibaratkan seseorang yang kelelahan, kemudian mendapat makanan enak, kekenyangan, lalu merokok dan kena angin.
Demikianlah kesan yang hendak didapat jika mendengarkan lagu-lagu di album Pop Seblay. Perempuan 32 tahun itu pun menyampaikan bahwa kehadiran Pop Seblay berawal dari kerinduan terhadap teman-temannya.
Sang musisi kangen dengan timnya dan ingin menggarap musik bersama. Menurutnya, album ini jauh lebih personal dari sebelumnya. "Album bercanda yang paling serius," ujar Danilla pada konferensi pers virtual, Senin (21/2).
Lewat 12 lagu dalam album, Danilla menyampaikan sejumlah gagasan yang sifatnya sangat anak muda dan keseharian. Ada tentang ketertarikan dengan lawan jenis, kebiasaan menginjak sepatu baru kawan-kawannya, hingga kecintaan pada satwa.
Dia mengakui Pop Seblay terkesan lebih santai dibandingkan album sebelumnya. Danilla memang menggarap albumnya tanpa beban sama sekali. "Tapi tetap serius, penggarapan albumnya tidak main-main," tuturnya.
Produser album, Otta Tarrega, menyebut proses kreatif penggarapan album amat mengalir dan spontan. Setiap kali awal membuat lagu, Otta segera mengirimkannya kepada Danilla untuk dirampungkan bersama.
Ada beberapa lagu yang perlu waktu lebih untuk siap dibungkus. Misalnya, "Bukan Otomata" butuh beberapa kali bongkar pasang lirik, sedangkan aransemen "Senja di Seberang Nusa" dikulik supaya suara kibor tak dominan.
Begitu pula lagu "Dalam Nirvana", versi baru dari lagu milik grup Suave. "Aslinya bosanova, chord-nya banyak. Gimana caranya biar simpel, harmonisasi beberapa kali sampai nemu," ungkap Otta.
Lafa Pratomo yang sebelumnya sudah sering bekerja sama dengan Danilla kini didapuk sebagai ko-produser. Menurut dia, pengerjaan album Pop Seblay adalah yang paling menyenangkan dibandingkan yang lainnya.
Prosesnya cukup santai, namun ada penjadwalan yang terorganisir. Dalam kacamata Lafa, Danilla menunjukkan sisi lugasnya di album Pop Seblay. Kesan tersebut terutama terlihat pada lirik lagu.
Kini lirik lagu tidak penuh diksi 'berat' dan kiasan, namun amat lugas. Apa yang dimaksudkan Danilla cenderung bisa segera ditangkap. "Danilla (di album) sekarang kerasa sisi fun dan petakilan," kata Lafa.