REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (22/2/2022) menjatuhkan sanksi tambahan kepada lima pejabat Rusia yang berhubungan dengan Kremlin. Mereka yang terkena sanksi di antaranya Direktur Layanan Keamanan Federal dan anggota tetap Dewan Keamanan Federasi Rusia, Aleksandr Bortnikov beserta putranya.
Pejabat Rusia lainnya yang terkena sanksi yaitu Wakil Kepala Staf Pertama Kantor Kepresidenan, Sergei Kiriyenko beserta putranya, serta CEO Perusahaan Saham Gabungan Publik (PSB) Promsvyazbank, Petr Fradkov. Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengumumkan sanksi terhadap Rusia, setelah mereka mengakui Luhansk dan Donetsk yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka.
Sanksi tersebut menargetkan dua lembaga keuangan besar Rusia yaitu Corporation Bank for Development and Foreign Economic Affairs Vnesheconombank (VEB), PSB, dan 42 anak perusahaan mereka.
Departemen Keuangan mengatakan, VEB dan PSB tidak dapat lagi melakukan bisnis di AS. Mereka juga terputus dari sistem keuangan AS, dan semua aset di bawah yurisdiksi AS akan segera dibekukan. Menurut Departemen Keuangan, VEB dan PSB adalah lembaga milik negara yang memainkan peran khusus untuk menopang kemampuan pertahanan dan ekonomi Rusia.
"Tindakan hari ini membatasi kemampuan Rusia untuk membiayai kontrak terkait pertahanan dan mengumpulkan dana baru untuk membiayai kampanyenya melawan Ukraina,” kata pernyataan Departemen Keuangan AS, dilansir Anadolu Agency, Rabu (23/2/2022).
VEB memiliki portofolio aset sebesar 53 miliar dolar AS, dan melayani utang negara Rusia dengan portofolio pinjaman lebih dari 20 miliar dolar AS. Sementara PSB melayani hampir 70 persen kontrak pertahanan Rusia. Termasuk menyediakan perbankan dan keuangan pribadi untuk personel militer Rusia.
Selain itu, sanksi AS juga meliputi lima kapal milik PSB. Diantaranya dua kapal peti kemas, dua kapal tanker minyak, dan satu kapal kargo.
"Kami terus memantau tindakan Rusia dan jika lebih lanjut menyerang Ukraina, Amerika Serikat akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi yang luas yang akan berdampak besar pada ekonomi Rusia," kata Menteri Keuangan Janet Yellen.