REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama mengaku tidak pernah memiliki utang sehingga dikeroyok oleh debt collector. Karena itu, ia menduga pelaku pengeroyok yang berprofesi sebagai debt collector disewa oleh seseorang.
"Andaikan saya punya utang harusnya bukan dengan cara memukuli atau langsung mengikuti saya. Saya tidak pernah sama sekali terlibat utang. Silakan ditanya pelaku," ujar Haris dihubungi Rabu (23/2/2022).
Menurut Haris, jika pengeroyokan itu terkait dengan hutang piutang maka seharusnya para pelaku kenal dengan dirinya. Tapi faktanya mereka tidak mengenal Haris dan mengaku dibayar untuk mengeroyoknya. Karena itu, ia menduga ada sosok yang cukup kuat dan memiliki finansial kuat yang memberikan perintah pengeroyokan tersebut.
"Buktinya mereka tidak tahu siapa saya, mereka main hajar dan mereka dibayarkan," tutur Haris.
Sebelumnya jajaran Polda Metro Jaya telah menangkap tiga dari lima orang yang diduga melakukan pengeroyokan Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama. Ketiga pelaku yang telah diamankan yaitu dua pelaku utama berisnial MS alias Bram dan JT alias Johar dan satu pelaku lain adalah SS.
"Korban melaporkan kejadian ini ke Polda Metro Jaya kemudian penyidik dar krimum PMJ dalam waktu tidak lebih dari 1×24 jam ini berhasil menangkap para pelaku," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan di Polda Metro, Jakarta Selatan, Selasa (22/2/2022).
Sementara dua orang terduga pelaku lainnya, berinisial H dan I masih dalam pengajaran petugas atau masuk daftar pencarian orang (DPO). Empat terduga pelaku MS, JT, H, dan I merupakan eksekutor yang melakukan penganiayaan terhadap Haris. Sedangkan SN merupakan aktor yang memerintahkan keempat eksekutor untuk melakukan penganiayaan terhadap Haris.
"Barbuk yang diamankan terkait kasus ini baju milik korban kemudian batu yang digunakan tersangka untuk melukai korban. Pakaian milik para tersangka, kendaraan roda dua yang digunakan para tersangka dalam melakukan aksinya," jelas Zulpan.
Dalam kesempata itu, Zulpan juga menjelaskan kronologi pengeroyokan terhadap Haris. Ketika itu Haris Pratama dikeroyok oleh empat orang yang tidak dikenal. Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka robek pada pelipis mata kanan, juga luka memar pada mata kanan dan kiri.
"Waktu kejadian ini pada hari Senin tanggal 21 Februari Tahun 2022 kurang lebih pukul 14.00 WIB bertempat di rumah makan Garuda Menteng Jakarta Pusat," terang Zulpan.
Atas perbuatannya, mereka ditetapkan sebagai tersangka. Empat orang yakni, MS, JT, SS dan A dikenakan Pasal 170 KUHP Ayat 2. Dia terancam penjara selama sembilan tahun. Sementara SS dikenakan Pasal 55 KUHP karena menyuruh melakukan.