REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Politikus partai Republik Amerika Serikat (AS) Ed Durr sempat ramai dibicarakan setelah dia membuat status yang menghina Islam di media sosial tahun lalu. Namun pekan lalu, dia justru memperkenalkan resolusi untuk secara resmi mengakui dua hari raya umat Muslim.
Perubahan hati ini terjadi, menurut laporan Politico baru-baru ini, setelah Kepala Dewan Hubungan Amerika-Islam-New Jersey Selaedin Maksut mengadakan pertemuan dengan politikus tersebut pada November lalu. Maksut sebenarnya tidak mengharapkan sesuatu yang spesifik muncul dari pertemuan itu, terutama dari seseorang yang menggambarkan Islam sebagai "agama palsu" dan "pemujaan kebencian".
Namun pada akhirnya, itu membuat Durr menjadi yang terdepan untuk keinginan besar komunitas Muslim Amerika, yaitu mengakui hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
"Saya benar-benar tersentuh itu berasal dari pemikiran murninya, bahwa dia menganggapnya serius ketika saya menggambarkan pekerjaan saya," kata Maksut, menurut laporan Politico, dilansir dari The New Arab, Selasa (22/2/2022).
Meskipun resolusi tersebut disambut oleh banyak komunitas Muslim, pengajuan ini dikatakan tidak sejauh resolusi serupa yang dikeluarkan oleh Demokrat, yang berusaha untuk membuat hari libur ini resmi secara nasional. Resolusi Durr hanya mengakui keberadaan hari libur ini yang memungkinkan perubahan lokal.
“Satu [resolusi] yang diajukan Partai Demokrat tidak pernah disahkan,” kata Maksut, menurut situs tersebut.
“Ada populasi Muslim yang besar [di New Jersey], tetapi tidak cukup besar, saya kira, untuk membuat argumen. Resolusi adalah jalan tengah. Itu membuat argumen lebih mudah di tingkat lokal bagi Muslim untuk mengadvokasi hari libur di kota mereka sendiri,"ujarnya.