Rabu 23 Feb 2022 16:06 WIB

PBB: Kebakaran Hutan di Seluruh Dunia akan Semakin Buruk

Kebakaran hutan di seluruh dunia akan meningkat 50 persen pada akhir abad ini.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kebakaran menghanguskan hutan di dekat Ituzaingo, di provinsi Corrientes, Argentina, Sabtu, 19 Februari 2022.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Kebakaran menghanguskan hutan di dekat Ituzaingo, di provinsi Corrientes, Argentina, Sabtu, 19 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BILLINGS -- Dalam laporannya PBB mengatakan bumi yang semakin panas dan perubahan pola penggunaan lahan menyebabkan kebakaran hutan akan semakin meluas dalam beberapa dekade terakhir. Sementara pemerintah di seluruh dunia tidak siap menghadapinya.

Dalam laporannya Program Lingkungan PBB yang dirilis Rabu (23/2/2022) mencatat kebakaran hutan di barat Amerika Serikat (AS), utara Siberia, India tengah, dan timur Australia sudah semakin parah. PBB memprediksi kebakaran hutan di seluruh dunia akan meningkat 50 persen pada akhir abad ini.

Baca Juga

Sementara itu daerah yang dianggap aman dari kebakaran hutan termasuk Artik, tidak lagi kebal dari bencana tersebut. Laporan itu menyebutkan daerah-daerah yang biasanya aman "sangat mungkin mengalami kenaikan kebakaran yang signifikan."

Laporan itu juga menyebutkan hutan tropis di Indonesia dan Amazon di Amerika Selatan juga akan mengalami peningkatan kebakaran hutan. "Kebakaran hutan yang menghancurkan dan tak terkendali akan menjadi bagian kalender musiman di banyak belahan dunia," kata salah satu penulis laporan dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation, Andrew Sullivan.

Para peneliti PBB mengatakan banyak negara yang menghabiskan begitu banyak uang dan waktu untuk memerangi kebakaran hutan dan tidak berusaha mencegahnya. Perubahan penggunaan lahan membuat kebakaran semakin parah.

Pembalakan akan meninggalkan potongan-potongan kayu yang mudah terbakar. Hutan-hutan juga sengaja dibakar demi membuka lahan untuk pertanian.  

Tahun lalu pemerintah AS meluncurkan anggaran 50 miliar dolar AS untuk mengurangi resiko kebakaran pada dekade mendatang dengan lebih agresif menipiskan hutan yang merupakan "titik panas" di mana pemukiman dan alam bertubrukan. Tapi sejauh ini pemerintah Presiden Joe Biden mengidentifikasi sebagian kecil anggaran yang dibutuhkan untuk rencana tersebut.

Peneliti PBB juga meminta agar pemerintah lebih waspada pada bahaya asap yang dapat berdampak pada puluhan juta orang setiap tahunnya. Sebab setiap tahun asap kebakaran hutan melayang ribuan mil melewati perbatasan antar negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement