REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Maskapai penerbangan yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (22/2/2022) menghapus persyaratan tes PCR pra-keberangkatan di bandara untuk penumpang dari India, Pakistan dan beberapa negara lain yang terbang ke Dubai dan Sharjah.
Maskapai penerbangan murah yang berbasis di Sharjah, Air Arabia, di situsnya mengatakan penumpang yang datang dari India, Pakistan, Kenya, Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Mesir, dan Uganda tidak lagi diharuskan melakukan tes rapid PCR di bandara asal enam jam sebelum keberangkatan.
Namun, penumpang termasuk warga negara UEA wajib mengikuti tes PCR Covid-19, yang dilakukan dalam waktu 48 jam dari waktu kedatangan penerbangan. Penumpang akan menjalani tes PCR lagi di bandara kedatangan.
Informasi yang diunggah di situs Flydubai juga membebaskan penumpang yang bepergian dari India, Pakistan, Bangladesh, dan Sri Lanka untuk mengikuti tes PCR cepat. Anjuran baru mengharuskan pelancong untuk menunjukkan sertifikat tes Covid-19 negatif yang diambil hingga 48 jam sebelum jadwal keberangkatan penerbangan, dari penyedia layanan kesehatan yang disetujui. Para penumpang akan diminta untuk menjalani tes PCR setibanya di Dubai.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Pencegahan UEA (MoHAP) mengumumkan telah melakukan 470.793 tes Covid-19 tambahan dan mendeteksi 626 kasus virus corona baru. Kementerian Kesehatan juga mengumumkan satu kematian akibat komplikasi Covid-19 dan mencatat tambahan 1.994 orang telah pulih sepenuhnya dari Covid-19.
Kementerian juga mengumumkan 17.035 dosis vaksin Covid-19 diberikan dalam 24 jam terakhir. Total dosis yang diberikan hingga saat ini mencapai 24.046.491 dengan laju distribusi vaksin sebanyak 243,13 dosis per 100 orang.
