REPUBLIKA.CO.ID, BRUNSWICK -- Pengadilan federal Amerika Serikat (AS) memutuskan tiga pembunuh Ahmaud Arbery bersalah atas pasal kejahatan bermotif kebencian dan dakwaan lainnya. Mereka dinyatakan melanggar hak sipil Arbery dan mengincarnya karena ia kulit hitam.
Pada Selasa (22/2/2022) juri juga memutuskan bapak-anak Greg dan Travis McMichael serta tetangga mereka William Bryan bersalah atas percobaan penculikan. Sementara Greg dan Travis juga bersalah menggunakan senjata api dalam tindak kejahatan.
Selama persidangan jaksa menunjukkan lebih dari dua lusin pesan singkat Travis McMichael dan Bryan yang menggunakan kata-kata melecehkan masyarakat Afrika-Amerika. FBI tidak dapat mengakses iPhone Greg karena terenkripsi.
Pada Februari 2020 lalu bapak-anak McMichael mengambil senjata api dan mengejar Arbery dengan mobil pick-up mereka saat pria 25 tahun itu sedang lari sore di lingkungan rumahnya di Brunswick, Georgia. Bryan bergabung dengan mereka dan merekam kejadian dengan telepon genggamnya.
Travis McMichael membunuh Arbery dengan shotgun. Pembunuhan ini menjadi salah satu dari sekian banyak pembunuhan masyarakat kulit hitam yang memicu gerakan keadilan sipil di AS. Setelah video yang direkam Bryan tersebar di media sosial.
Bapak-anak McMichael dan Bryan mengaku tidak bersalah. Pengacara mereka mengatakan kliennya tidak mengejar dan membunuh Arbery karena rasnya. Tapi mencurigainya melakukan kejahatan di lingkungan rumah mereka.
Juri terdiri dari delapan orang kulit putih, tiga orang kulit hitam dan satu orang Hispanik. Mereka menerima kasus itu pada Senin (21/2/2022) kemarin di Pengadilan Distrik Kota Brunswick. Juri menundanya satu malam kemudian melanjutkan keputusan pada Selasa pukul 09.00 pagi waktu setempat.
Dalam pengadilan yang tertutup Senin kemarin jaksa mengatakan pembunuhan Arbery bermotif "ungkapan kemarahan rasial yang terpendam." Hal itu terungkap dari pesan singkat yang dikirimkan tersangka pada teman-temannya. Para saksi juga mendengar mereka mengatakan kata-kata rasis.
"Tiga terdakwa mengatakan dengan jelas dan keras, dengan kata-kata mereka sendiri, apa yang mereka rasakan tentang masyarakat Afrika-Amerika," kata jaksa Tara Lyons pada juri.
Pengacara terdakwa bersikeras pernyataan rasis kliennya tidak memberi bukti mereka melanggar hak sipil Arbery dan mengincarnya karena ia kulit hitam. Ia meminta juri menyingkirkan emosi mereka.