REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan neraca pasokan dan serapan tenaga listrik saat ini menjadi salah satu kendala dalam pengembangan energi. Untuk mensiasati kelebihan listrik dan kekurangan pasokan, Pertamina dan PLN bekerja sama membangun storage energy.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pada tahun ini ada total daya yang masuk ke sistem PLN mencapai 6 GW. Hanya saja, pertumbuhan demand listrik belum pulih sehingga penambahan demand diprediksi hanya akan mencapai 5 GW.
"Ini perlu adanya strategi untuk bisa membawa kelebihan listrik ke wilayah yang memang membutuhkan pasokan listrik," ujar Darmawan di Kementerian BUMN, Rabu (23/2/2022).
Ketidakcocokan antara sumber energi dengan posisi demand yang membutuhkan, membuat perlu adanya energy storage system. Untuk itu PLN sedang bekerja sama dengan Pertamina.
"Gimana ini kita bisa menyambungkan. Kita bangun energy storage system untuk bisa menyimpan dan mendistribusikan ini. Dan harganya harus affordable. Kita kerja sama dengan Pertamina untuk membangun ini," ujar Darmawan.
Gayung bersambut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau yang secara sistem kelistrikan memang perlu adanya integrasi. Pertamina melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) bekerja sama PLN untuk melakukan kajian dan studi untuk menyelesaikan persoalan interkoneksi ini.
"Kita menggunakan energi di daerah setempat untuk menjadi primary energi. Secara daerah ini penting, 17 ribu pulau loh. Sumbernya besar tapi demandnya beda, nah ini gimana kita bisa mengintegrasikan ini," ujar Nicke dalam kesempatan yang sama.