REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PD Pasar Bermartabat Bandung menyebut kini banyak pedagang dari pasar tradisional berburu minyak goreng kemasan ke toko ritel atau mini market. Direktur Utama PD Pasar Bandung Herry Hermawan mengatakan kondisi para pedagang di pasar tradisional memang saat ini kehabisan stok minyak goreng, baik minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan (premium).
"Makanya kalau mereka lari ke toko ritel, itu hal yang wajar. Karena mereka untuk menjual kebutuhan itu, walaupun tetap, yang namanya pengawasan itu harus menjual dengan harga eceran tertinggi," kata Herry, Rabu (23/2/2022).
Menurutnya saat ini baru empat pasar yang sudah mendapat stok minyak goreng curah setelah adanya operasi pasar dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan stok minyak goreng kemasan menurutnya tidak tersedia di pasar tradisional.
"Minyak goreng kemasan itu tidak masuk ke pasar, stoknya itu tidak di-drop di pasar, itu didistribusikan ke ritel, itu yang menjadi masalah," kata Herry.
Herry mengatakan permasalahan itu bakal timbul jika stok minyak goreng kemasan di toko ritel justru diburu dan dihabiskan oleh para pedagang pasar. Akibatnya, kata dia, masyarakat bakal kesulitan untuk mendapat minyak goreng.
"Makanya kami selalu meminta kepada kementerian untuk minta tolong segera diberikan, baik curah maupun kemasan untuk dimasukkan ke pasar tradisional, samain aja," kata dia. "Karena kalau nggak disamakan, jadi timbul fenomena pedagang pasar antre di toko ritel, habisnya bukan sama ibu-ibu tuh," tambahnya.