REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali anak usia 6 hingga 17 tahun yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama kemudian saat menunggu jadwal berikutnya mendapatkan vaksin dosis kedua ternyata terinfeksi Covid-19. Jika anak tertular Covid-19 di jeda sebelum pemberian vaksin Covid-19 dosis kedua maka pemberian vaksin yang kedua harus ditunda.
"Kalau anak terinfeksi Covid-19 usai mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama artinya pemberian dosis kedua harus ditunda. Tetapi berita baiknya, vaksin Covid-19 dosis pertama tetap dianggap," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira saat mengisi konferensi virtual Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan bertema 'Pentingnya Vaksinasi Covid-19 untuk Anak', Rabu (23/2/2022).
Jadi, dia melanjutkan, nantinya anak yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama tidak mengulang dari awal melainkan tinggal mengejar dosis kedua. Terkait berapa lama penundaan, Yogi menyebut itu bergantung pada gejala yang dialami anak.
Jika terinfeksi Covid-19 sampai membuat anak harus dirawat di rumah sakit maka artinya gejalanya sedang, berat, kritis. Kalau kondisinya cukup berat maka pemberian vaksinasi harus ditunda sekitar 3 bulan setelah sembuh dari Covid-19.
Tetapi kalau hanya menjalani isolasi mandiri di rumah karena infeksi Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan maka cukup sebulan setelah sembuh terinfeksi Covid-19 kemudian sudah bisa mendapatkan vaksin dosis kedua. Mengenai jadwal pemberian vaksin Covid-19 anak yang bebarengan dengan imunisasi dasar lengkap, Yogi menganjurkan tidak diberikan bersamaan.
Ia merekomendasikan pemberian vaksin Covid-19 bisa dilakukan dua pekan setelah pemberian vaksin lain. Terkait kemampuan vaksin Covid-19 pada anak dari kemungkinan dirawat di rumah sakit, ia mengungkap 17 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang belum divaksin.
Bahkan, ia menyebutkan data vaksin dengan platform messenger RNA yang diberikan pada anak usia 12 tahun ke atas bisa mengurangi kejadian komplikasi pascainfeksi hingga 91 persen.
"Jadi, antara manfaat dan mudharat jauh lebih banyak manfaat," ujarnya.