REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Belum lama ini, pengguna Horizon Worlds mengklaim selama pengujian beta, avatarnya telah diraba-raba oleh orang asing. Pengguna tersebut akhirnya menggunakan fitur blokir untuk menghentikan pelaku pelecehan. Setelah kejadian itu, Meta mengaku belum memanfaatkan penuh opsi yang tersedia dan ingin membuat fitur yang mendukung penghentian pelecehan seksual.
Masalah itu bukan satu-satunya yang terjadi di Metaverse. Perkembangan teknologi memengaruhi kehidupan cinta pengguna, termasuk dalam hubungan intim. Teknologi Realitas Virtual atau Virtual Reality (VR) yang berkembang telah meningkatkan pengalaman keintiman virtual semakin nyata.
Sebuah studi Kinsey Institute tahun 2019 menemukan pengguna teknologi seks melaporkan merasa terhubung secara seksual dan emosional dengan pasangan virtual mereka. Semakin banyak pengalaman virtual yang terjadi, ini turut ambil bagian dalam hal perselingkuhan.
Sayangnya, interpretasi perselingkuhan dibuat lebih rumit oleh internet dan media sosial dalam dunia virtual. Menurut Terapis Pernikahan Holly Richmond, perselingkuhan baik dilakukan di dunia nyata maupun metaverse, bersumber pada tiga pertanyaan. Yakni, bagaimana perasaan pasangan saya jika mereka melihat ini?, apakah saya merahasiakannya?, dan apakah saya merasa nyaman berbagi ini dengan pasangan saya?
Menurut SX Noir, presiden Women of Sextech, parameter pusat perselingkuhan virtual pada kesadaran dan persetujuan, perlu mengetahui apakah ada manusia lain di sisi lain avatar atau orang yang berinteraksi dengan video atau artificial intelligence (AI). Noir juga mencatat pentingnya tujuan ketika mencari pengalaman seksual virtual.
Contohnya saat Anda mengunjungi klub strip virtual dengan harapan bertemu dengan seseorang dan berbagi hubungan romantis padahal Anda sudah memiliki pasangan. Ini bisa disebut selingkuh jika Anda monogami dan memang menganggap tindakan itu sebagai selingkuh.
Dikutip Bustle, Selasa (23/2/2022), pertemuan metaverse romantis dapat mencakup segala hal mulai dari berbicara dengan avatar lain melalui headset VR hingga berhubungan intim. Perlu disoroti, platform metaverse khusus kencan baru akan memudahkan untuk memfasilitasi tindakan tersebut.
“Meskipun tidak ada kontak fisik yang sebenarnya, jika salah satu dari tindakan itu dilakukan secara rahasia dari pasangan Anda karena Anda tidak ingin mereka tahu atau takut mereka akan marah, Anda secara teknis sudah selingkuh,” ujar Richmond.
Richmond mengatakan beberapa kliennya telah menjelajahi lingkungan VR karena minat mereka pada teknologi baru. Tanpa diduga, perjalanan digital mereka membawanya pada situs porno VR. “Dan pasangan mereka ketakutan karena mereka tidak membicarakannya. Ini terasa seperti melakukan pelanggaran,” ucapnya.
Sebelum salah satu pasangan masuk ke wilayah digital, Richmond menyarankan pasangan mendiskusikan hal terlarang di metaverse. Hal ini dilakukan untuk menghindari satu pasangan membuat alasan tidak selingkuh secara teknis karena tidak menyentuh orang lain secara fisik.
Baca juga : Pakar Nilai Potensi Metaverse Bisa Menjadi Masa Depan Perekonomian Digital