Rabu 23 Feb 2022 21:41 WIB

Korsel Uji Coba Rudal Pencegat

Uji coba dilakukan sebulan seusai Korea Utara menguji sejumlah rudal

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan peluncuran rudal Korea Utara dengan rekaman file di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Senin, 17 Januari 2022.
Foto: AP/Lee Jin-man
Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan peluncuran rudal Korea Utara dengan rekaman file di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Senin, 17 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (23/2/2022) dilaporkan melakukan uji coba rudal permukaan-ke-udara jarak jauh. Uji coba dilakukan sebulan seusai Korea Utara (Korut) menguji sejumlah rudal yang berpotensi mampu lolos dari pertahanan Korsel.

"Sebuah L-SAM diluncurkan dari situs pengujian di Taean, 150 kilometer barat daya ibukota Seoul," kata laporan Yonhap mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya. Namun Kementerian Pertahanan menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut.

Menurut Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan, L-SAM adalah sistem senjata lokal mutakhir yang saat ini sedang dikembangkan untuk bertahan melawan rudal atau ancaman benda yang terbang tinggi lainnya. Rudal itu dirancang untuk menargetkan rudal yang masuk di ketinggian sekitar 50-60 kilometer dan akan mulai beroperasi pada 2026. Yonhap mengatakan uji coba Rabu meningkatkan prospek bahwa penggunaannya dapat dipercepat.

L-SAM dirancang untuk menjadi bagian dari jaringan pertahanan berlapis yang sudah mencakup rudal Patriot Advanced Capability-3 buatan AS. Selain itu L-SAM mencakup senjata jarak menengah Cheongung II KM-SAM yang diproduksi secara lokal, yang mampu mencegat target di berbagai ketinggian dan jangkauan.

Korsel juga menjadi tuan rumah baterai anti-rudal THAAD militer AS. Kandidat konservatif terkemuka dalam pemilihan presiden bulan depan telah berjanji untuk membeli baterai pencegat THAAD untuk ditempatkan lebih dekat ke Seoul, bahkan jika itu membawa pembalasan dari Cina, yang telah mengeluh bahwa radar peralatan yang kuat dapat menembus wilayahnya.

Seoul berencana untuk memproduksi sistem intersepsi artileri senilai 2,6 miliar dolar AS, mirip dengan "Iron Dome" Israel. Alat itu dirancang untuk melindungi dari persenjataan senjata jarak jauh dan roket Korut.

Seoul juga ingin mengekspor beberapa pencegat rudal terbarunya. Hal itu disepakati dengan penjualan pertahanan terbesar yang pernah ada pada Januari dengan ekspor KM-SAM ke Uni Emirat Arab dalam kesepakatan senilai sekitar 3,5 miliar dolar AS.

Ketegangan internasional telah meningkat atas uji coba rudal balistik Korut baru-baru ini. Januari adalah bulan rekor untuk uji coba Korut setidaknya tujuh peluncuran, termasuk tipe baru rudal hipersonik yang mampu bermanuver dengan kecepatan tinggi, sehingga berpotensi sulit untuk dicegat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement