Kamis 24 Feb 2022 08:45 WIB

Rusia Nyatakan Separatis Minta Bantuan untuk Lawan Ukraina

Donetsk dan Luhansk meminta bantuan Rusia untuk memukul mundur pasukan Ukraina

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
 Kendaraan lapis baja Rusia berdiri di jalan di wilayah Rostov, Rusia, 22 Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 Februari mengadakan pertemuan besar luar biasa Dewan Keamanan Rusia, yang membahas pengakuan Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang memproklamirkan diri. dan Republik Rakyat Luhansk (LNR). Pada hari yang sama, presiden membuat keputusan dan, selama pesan videonya kepada warga Federasi Rusia, menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan republik Donbass, serta kesepakatan tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik. Presiden menginstruksikan Kementerian Pertahanan Rusia untuk memastikan pemeliharaan perdamaian oleh angkatan bersenjata Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia harus menjalin hubungan diplomatik dengan DNR dan LNR.
Foto: EPA-EFE/YURI KOCHETKOV
Kendaraan lapis baja Rusia berdiri di jalan di wilayah Rostov, Rusia, 22 Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin pada 21 Februari mengadakan pertemuan besar luar biasa Dewan Keamanan Rusia, yang membahas pengakuan Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang memproklamirkan diri. dan Republik Rakyat Luhansk (LNR). Pada hari yang sama, presiden membuat keputusan dan, selama pesan videonya kepada warga Federasi Rusia, menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan republik Donbass, serta kesepakatan tentang persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik. Presiden menginstruksikan Kementerian Pertahanan Rusia untuk memastikan pemeliharaan perdamaian oleh angkatan bersenjata Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia harus menjalin hubungan diplomatik dengan DNR dan LNR.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Para pemimpin separatis dari dua republik yang mendeklarasikan diri di Ukraina Timur telah meminta bantuan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memukul mundur pasukan Ukraina. Hal ini dinyatakan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menjadi langkah potensial bahwa Moskow dapat segera mengirimkan pasukan.

Peskov menyampaikan pernyataan tersebut menyusul dugaan adanya peningkatan agresi oleh pasukan Ukraina di daerah-daerah separatis pada Rabu (23/2/2022). Meski demikian, Kiev membantah rencana untuk merebut kembali wilayah dengan paksa, meski pelanggaran gencatan senjata terjadi.

Baca Juga

Dilansir BNN Bloomberg, parlemen Rusia secara resmi memberi Putin wewenang untuk mengerahkan pasukan ke wilayah-wilayah separatis Ukraina. Sebelumnya, pemimpin Moskow itu secara resmi mengakui kemerdekaan dua gerakan separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk.

Meski demikian, Putin mengatakan belum berniat mengirimkan pasukan atau yang disebut sebagai pejaga perdamaian ke Ukraina Timur. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu dapat dilakukan jika dibutuhkan.

Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah menuduh pasukan Rusia telah berada di dua wilayah separatis sejak 2014, tahun di mana gerakan tersebut melakukan perlawanan secara langsung. Namun, Moskow telah membantah dugaan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement