REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Para pemimpin separatis dari dua republik yang mendeklarasikan diri di Ukraina Timur telah meminta bantuan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memukul mundur pasukan Ukraina. Hal ini dinyatakan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menjadi langkah potensial bahwa Moskow dapat segera mengirimkan pasukan.
Peskov menyampaikan pernyataan tersebut menyusul dugaan adanya peningkatan agresi oleh pasukan Ukraina di daerah-daerah separatis pada Rabu (23/2/2022). Meski demikian, Kiev membantah rencana untuk merebut kembali wilayah dengan paksa, meski pelanggaran gencatan senjata terjadi.
Dilansir BNN Bloomberg, parlemen Rusia secara resmi memberi Putin wewenang untuk mengerahkan pasukan ke wilayah-wilayah separatis Ukraina. Sebelumnya, pemimpin Moskow itu secara resmi mengakui kemerdekaan dua gerakan separatis Ukraina di Donetsk dan Luhansk.
Meski demikian, Putin mengatakan belum berniat mengirimkan pasukan atau yang disebut sebagai pejaga perdamaian ke Ukraina Timur. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu dapat dilakukan jika dibutuhkan.
Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya telah menuduh pasukan Rusia telah berada di dua wilayah separatis sejak 2014, tahun di mana gerakan tersebut melakukan perlawanan secara langsung. Namun, Moskow telah membantah dugaan tersebut.