ANKARA -- Turki berharap Rusia dan Ukraina kembali ke meja perundingan sesegera mungkin untuk mencari solusi, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (23/2/2022).
Berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan saat kembali dari Afrika, dan mempersingkat kunjungan resminya karena krisis Ukraina, Erdogan mengatakan dia akan melanjutkan diplomasi telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mudah-mudahan membuat kemajuan dalam menyelesaikan ketegangan di Ukraina.
“Kami memiliki hubungan politik, militer dan ekonomi yang sama dengan Ukraina. Jadi kita tidak bisa menyerah pada mereka, karena kepentingan negara kita di sini sangat tinggi,” ujar dia.
“Di sisi lain, kami juga tidak bisa menyerah, karena kami memiliki hubungan yang sangat maju saat ini dengan Rusia. Tujuan kami adalah untuk mengambil langkah-langkah sedemikian rupa sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini tanpa melepas salah satu dari mereka.”
Erdogan mengatakan tidak ada pemimpin dunia yang mengadakan pertemuan serius dengan Rusia mengenai masalah ini, mengacu pada pertemuan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz dengan Putin, dan kemungkinan pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan pemimpin Rusia.
Baca juga : Kuba dan Venezuela Dukung Rusia dalam Krisis Ukraina
Mengenai pertemuan online para pemimpin NATO pada Rabu, Erdogan mengatakan aliansi militer sekarang harus menentukan sikapnya tentang krisis Ukraina.
“Seperti yang Anda ketahui, sejauh ini kami belum menghadapi situasi serius seperti mengirim pasukan ke Ukraina. Semua orang hanya berbicara, tidak ada yang mengambil tindakan,” tutur dia.
“Rusia sekarang telah membangun sejumlah besar tentara di perbatasan. Tentu saja, Anda tidak perlu menjadi seorang nabi untuk memprediksi apa yang akan terjadi dengan gambaran ini,” tambah Erdogan.
Pemimpin Turki itu juga mengatakan bahwa dia akan mengadakan pertemuan dengan Putin setelah KTT NATO.
Baca juga : AS Tuding China dan Rusia Bentuk Tatanan Dunia Baru