ANKARA --Tindakan kekerasan Rusia tidak dapat ditoleransi, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (23/2/2022) di tengah meningkatnya ketegangan, sambil mendesak sanksi internasional lebih lanjut terhadap Moskow.
Moskow bertindak melakukan agresi terhadap Ukraina, ujar Zelensky pada konferensi pers di ibu kota Kyiv dengan rekan-rekannya dari Polandia dan Lithuania.
Dia menambahkan bahwa Ukraina mengharapkan sanksi internasional lebih lanjut akan dikenakan terhadap Moskow, terutama dari negara-negara Barat.
Menggarisbawahi nilai dukungan Lithuania dan Polandia untuk Ukraina, dia mengatakan bantuan dari negara mana pun di dunia akan dihargai oleh Kyiv.
Dia juga berterima kasih kepada negara-negara Barat atas dukungan mereka selama ini.
Baca juga : AS Tuding China dan Rusia Bentuk Tatanan Dunia Baru
Ketegangan di perbatasan Ukraina
Pada 2014, setelah menginvasi Semenanjung Krimea milik Ukraina, Moskow mulai mendukung pasukan separatis di timur Ukraina melawan pemerintah pusat, sebuah kebijakan yang telah dipertahankan selama tujuh tahun terakhir.
Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa, menurut PBB.
Langkah terbaru Putin mengikuti Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dan alat berat di dalam dan sekitar tetangganya, di mana AS dan negara-negara Barat menuduhnya menyiapkan panggung untuk invasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin mengumumkan bahwa Moskow mengakui dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri sebagai negara “merdeka”, diikuti dengan cepat oleh perintah mengirim pasukan Rusia ke sana untuk “menjaga perdamaian.”
Kedua wilayah tersebut tidak berada di bawah kendali pemerintah Ukraina.
Putin juga diberi wewenang oleh anggota parlemen Rusia untuk menggunakan kekuatan militer di luar Rusia, memungkinkan pengerahan pasukan.
Baca juga : Duta Besar: Keanggotaan Ukraina di NATO Jawaban Terbaik untuk Agresi Rusia
Rusia membantah sedang mempersiapkan invasi dan sebaliknya mengklaim negara-negara Barat merusak keamanannya melalui ekspansi NATO menuju perbatasannya.
Inggris, AS, dan Kanada juga telah mengumumkan sanksi terhadap Rusia, dan Jerman mengatakan akan membekukan proyek pipa gas Nord Stream 2, yang dirancang untuk menggandakan aliran gas Rusia langsung ke Jerman.