REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah membuat tas dari tulang belakang seorang anak, perancang busana dan influencer Arnold Putra kembali menarik perhatian karena kontroversi terkait ketertarikannya pada bagian tubuh manusia untuk dijadikan bahan fashion. Dia diduga terlibat dalam sindikat perdagangan organ manusia di Brasil.
Tangan manusia dan tiga bungkus plasenta diduga telah dikirim dari salah satu universitas di Brasil kepada Arnold. Kepolisian Federal Brasil mengidentifikasinya sebagai perancang busana asal Indonesia yang tinggal di Singapura.
Dulu, Arnold pernah mengklaim tulang-tulang yang digunakannya untuk merancang tas "didapat secara etis", yakni dari surplus stok medis di Kanada. Di Instagram, dia pernah menanggapi kritik menyoal tas buatannya.
"Ini adalah bagian dari proses pembelajaran kreatif yang harus melibatkan oposisi, jika tidak, itu hanya akan menjadi bentuk validasi berulang," kata Arnold, seperti dilansir Newsweek, Kamis (24/2/2022).
Dalam sebuah Instagram Stories, Arnold menyebut bahwa tas itu adalah bagian dari koleksi "berasal dari manusia yang diplastinasi dan kulit albino". Belum jelas apakah dia sedang bergurau atau tidak.
Pada 22 Februari, kepolisian menggerebek sebuah laboratorium di Amazonas State University, Brasil. Menurut laporan Vice World News, aparat mengungkapkan bahwa organ-organ itu diawetkan oleh seorang profesor anatomi.
Sebuah pernyataan polisi dalam bahasa Portugis mengklaim bahwa laboratorium anatomi "melakukan ekstraksi cairan tubuh" sebagai bagian dari proses plastinasi. Proses ini melibatkan penggantian cairan tubuh dengan plastik seperti silikon dan epoksi untuk mengawetkan bagian tubuh.
Profesor itu sekarang sedang diselidiki. Belum jelas apakah kiriman tersebut telah dicegat dalam perjalanannya ke Singapura. Paket itu diduga ditujukan untuk Arnold Putra.
Baca juga : Jadi Tuli Sejak 20 Tahun Lalu, Dave Grohl Andalkan Baca Bibir Saat Mengobrol