REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 154 orang pelajar yang terdampak bencana banjir di Kota Sukabumi akan mendapatkan bantuan seragam dan peralatan sekolah. Langkah ini dilakukan agar anak tersebut bisa kembali semangat dalam aktivitas belajar di sekolah.
Aksi kepedulian ini diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) Kota Sukabumi yang memberikan bantuan kepada siawa korban bencana banjir di SDN CBM Baros, Kamis (24/2/2022). Bantuan ini diberikan agar anak-anak sekolah terdampak banjir berupa seragam dan keperluan sekolah lainnya.
Hadir dalam momen itu Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Mohammad Hasan Asari. "Kami bersama Disdik menggalang donasi untuk membantu pelajar yang terdampak bencana," ujar Ketua Igornas Kota Sukabumi Yosep Firdaos.
Menurut dia, pada Kamis ini diberikan bantuan kepada 74 siswa dari empat kecamatan terdampak bencana yakni Cibeureum, Baros, Cikole dan Citamiang. Bantuan itu akan terus berlanjut ke pelajar lainnya yang terdampak bencana.
Selain kepada pelajar, lanjut Yosep, bantuan juga akan dibagikan kepada puluhan warga yang terdampak bencana. Harapannya, bantuan ini akan membantu pelajar agar bersemangat kembali dalam belajar.
"Atas inisiasi Disdik melakukan kolaborasi bersama Igornas dan Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) memberikan dukungan kepada anak terdampak banjir," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi ditemui di sela-sela pemberian bantuan. Selain Disdik dan Igornas, turut berpartisipasi juga Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) Kota Sukabumi, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Foksi.
Bantuan ini karena ada siswa terdampak bencana seperti seragam dan alat tulis hilang sehingga membutuhkan perhatian. Secara keseluruhan, ada 154 siswa yang terdampak bencana di beberapa sekolah di Kota Sukabumi yang akan mendapatkan dukungan dari unsur dunia pendidikan.
Namun bukan hanya sekedar membantu seragam dan alat tulis, kata Fahmi, siswa juga membutuhkan trauma healing untuk menghilangkan trauma. Sebab, pada saat kejadian anak-anak melihat langsung bencana tersebut.
Tentunya, ungkap Fahmi, hal ini juga memerlukan dukungan dari kalangan guru termasuk Igornas. Di mana guru K3S dapat menerjunkan tim psikologis melaksanakan trauma healing karena banyak anak yang trauma.
Targetnya, ungkap Fahmi, para siswa terdampak bencana dapat kembali belajar dengan normal. Hal ini memerlukan dukungan dari semua pihak.
Salah seorang pelajar SD di Kebonjati Kecamatan Cikole, Karin (8 tahun) mengatakan, rumahnya sempat terendam banjir pada 17 Februari 2022 lalu. "Seragam sekolah juga ikut hilang hanyut terbawa banjir," kata dia.
Kiran kini merasa senang karena mendapatkan bantuan yang digagas Disdik dan Igornas. "Alhamdulillah dapat bantuan," ujarnya.