Kamis 24 Feb 2022 18:34 WIB

Bulog: Butuh 100 Ribu Ton Jagung untuk Cadangan Pangan Pemerintah

Bulog saat ini juga membangun kapasitas penyimpanan dan pengeringan jagung.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani memperlihatkan hasil panen jagung (ilustrasi). Perum Bulog menyatakan, jumlah ideal volume untuk cadangan jagung pemerintah sekitar 60-100 ribu ton.
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani memperlihatkan hasil panen jagung (ilustrasi). Perum Bulog menyatakan, jumlah ideal volume untuk cadangan jagung pemerintah sekitar 60-100 ribu ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Perum Bulog menyatakan, jumlah ideal volume untuk cadangan jagung pemerintah sekitar 60-100 ribu ton. Cadangan jagung nasional diperlukan untuk menjaga stabilisasi harga jagung terutama jelang akhir tahun di mana kenaikan harga kerap terjadi.

Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, menuturkan, Bulog saat ini juga membangun kapasitas penyimpanan dan pengeringan jagung. Adapun fasilitas tersebut dibangun di Bolaang Mangondow, Dompu, Grobogan, Wonogiri, Tuban, dan Lampung.

Baca Juga

"Saat ini terdapat dua fasilitas yang pembangunannya sudah mencapai 50 persen, yakni di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara dan Dompu, NTB," kata Febby dalam Webinar Forum Wartawan Pertanian, Kamis (24/2/2022).

Fasilitas di Bolaang Mongondow tersebut memiliki tiga unit silo dengan total kapasitas penyimpanan 9.000 ton. Sementara di Dompu memiliki dua unit silo dengan kapasitas 6.000 ton. Adapun untuk kapasitas pengeringan sebanyak 160 ton per hari untuk memproduksi jagung pipilan kering kadar air 15-18 persen.

Adapun, kapasitas penyimpanan terbesar yakni di Tuban, Jawa Timur yang mencapai 30 ribu ton. Besarnya kapasitas itu mengingkat Tuban yang juga menjadi sentra jagung.

Soal harga jagung, ia mengatakan, rata-rata harga jagung bulan Januari 2022 mencapai Rp 5.963 per kilogram. Harga itu lebih tinggi dari posisi Desember 2021 yang sebesar Rp 5.894 per kg maupun Januari 2021 lalu yang masih Rp 5.385 per kg.

Memasuki Februari, harga jagung kembali naik menjadi Rp 5.964 per kg. Penurunan diperkirakan akan terjadi pada Maret mendatang, namun akan kembali mengalami kenaikan menjelang akhir tahun dan menembus Rp 6.116 per kg.

"Jadi harga jagung dimulai dengan kenaikan dan sudah lebih tinggi. Kita lihat harga di tahun ini dan sejak akhir tahun kemarin memang tinggi di atas Rp 5.000 per kg," kata Febby.

Kendati demikian, proyeksi produksi jagung tahun ini cukup bahkan mencapai surplus. Produksi jagung pipilan kering (JPK) kadar air 27 persen diperkirakan mencapai 24 juta ton atau setara 17,7 juta kadar air 14 persen. Sementara, kehilangan/produksi tercecer diprediksi sekitar 818 ribu sehingga produksi bersih jagung nasional 2022 mencapai 16,9 juta ton.

Adapun, perkiraan kebutuhan untuk benih sebesar 81,1 ribu ton, konsumsi rumah tangga 234 ribu ton, pakan industri dan peternak mandiri 11,6 juta ton dan industri non pakan mencapai 2,2 juta ton. Jika dikalkulasikan total kebutuhan jagung nasional 2022 sebanyak 14,2 juta ton sehingga masih terdapat perkiraan surplus 2,6 juta ton.

"Mungkin ini juga yang menjadi pertanyaan setiap tahun, katanya surplus tapi disimpan di mana? Memang di bulan-bulan tertentu itu ketersediaan jagung defisit," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement