Kamis 24 Feb 2022 19:01 WIB

Virus Penyebab Covid-19 akan Terus Bermutasi

Virus penyebab Covid-19 akan selalu ada dan terus bermutasi ke varian-varian lain.

Red: Andi Nur Aminah
Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama.
Foto: Dok. Pribadi
Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menyebutkan, virus penyebab Covid-19 akan selalu ada dan terus bermutasi ke varian-varian lain di masa yang akan datang. "Sebelum pandemi Covid-19, sebelumnya ada pandemi influenza H1N1. Pandemi itu sudah selesai tapi virusnya masih ada di masyarakat. Dari 2010 sampai sekarang 2022, virus H1N1 masih ada. Dan itu juga bisa terjadi pada Covid-19," kata Tjandra dalam sebuah webinar pada Kamis (24/2/2022).

Mutasi akan menyebabkan virus menjadi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga laju penularan menjadi lebih cepat. Hal ini, terjadi pada varian Omicron dan Delta. Oleh karena itu, Tjandra mengatakan, Covid-19 harus tetap diwaspadai meskipun jumlah kematian akibat Omicron lebih rendah dari varian Delta. Juga gejala yang ditimbulkan tidak separah varian sebelumnya.

Baca Juga

Sebagai informasi, tingkat kematian Covid-19 pada gelombang varian Delta dapat mencapai 2.500 per hari. Sedangkan pada varian Omicron, tingkat kematian jauh lebih rendah yakni di angka 180. "Meski jumlah kematian lebih rendah, tetap ada korban jiwa. Tentu saja kita harus menyadari bahwa warga yang meninggal tidak semata-mata angka, satu nyawa saja berharga," ujar Tjandra yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Untuk itu, menurut Tjandra, perlu adanya upaya yang maksimal dari pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang adaptif dengan keadaan dan mempertimbangkan saran-saran para ahli sehingga dapat mengendalikan laju penularan. "Kita sangat setuju bahwa tingkat keterisian rumah sakit juga jauh lebih rendah sekarang. Mumpung rendah, bagaimana kalau orang yang gejala ringan tapi ada potensi menjadi gejala berat itu dirawat di rumah sakit." usul Tjandra.

"Tapi kalau tingkat keterisiannya sudah tinggi, maka tentu hal itu bisa ditinjau kembali," lanjut dia.

Selain itu, Tjandra juga mengatakan perlu ada kewaspadaan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi lain di masa yang akan datang. "Kalau nanti pandeminya membaik, maka kewaspadaan tetap harus dijaga. Baik untuk menangani Covid-19 atau menghadapi kemungkinan pandemi berikutnya," ujar Tjandra.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Baqarah ayat 275)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement