REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pihak berwenang wilayah Odessa, selatan Ukraina mengatakan 18 orang tewas akibat serangan rudal. Pada Selasa (24/2/2022) pihak berwenang Kota Brovary mengatakan enam orang juga tewas terbunuh.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri meminta warga 138 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersebar di wilayah Ukraina untuk tetap tenang di tengah serangan Rusia. Invasi Rusia ke wilayah Ukraina membuat Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar di Kiev menyiapkan skenario kontingensi, termasuk untuk mengevakuasi WNI jika keadaan semakin memburuk. Pasukan Rusia menginvasi Ukraina lewat darat, udara dan laut. Serangan ini mengkonfirmasi kekhawatiran terburuk Barat. Pertama kalinya satu negara menggelar serangan skala besar ke negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.
Rudal-rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina. Pemerintah Ukraina mengatakan barisan tentara menyerbu perbatasan di wilayah timur, Chernihiv, Kharkiv dan Luhansk. Pasukan Rusia juga mendarat di pelabuhan Odessa dan Mariupol di selatan.
Pada pagi tadi terdengar suara ledakan di Ibukota Kiev. Disusul rentetan senjata, dan suara sirene yang bergema di seluruh kota. Jalan tol mengalami kemacetan karena warga bergegas meninggalkan ibukota. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menghancurkan negaranya.
"Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, kota-kota damai Ukraina di serang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
"Ini perang agresi, Ukraina akan membela diri dan akan menang, dunia bisa dan harus menghentikan Putin, waktunya untuk bertindak," tambahnya.
Warga kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv mengatakan jendela-jendela apartemen goyang karena ledakan yang terus menerus. Di luar Mariupol, dekat garda depan pertempuran melawan separatis pro-Rusia, terlihat asap hitam membumbung tinggi dari api di dalam hutan yang dibom Rusia.