REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah menilai perang Rusia dan Ukraina telah selesai dalam hitungan tiga jam. Rusia menghantam instalasi militer dan keuangan.
"Krisis ini telah selesai dalam hitungan tiga jam. Sejam pertama, Rusia telah menyerang instalasi militer. Sejam kedua, lanjut dengan instalasi keuangan. Jika diteruskan lagi, tertuju ke infrastruktur transportasi," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/2/2022).
Bahkan dalam hanya satu jam, kata dia, Rusia telah menghentikan serangannya. Karena tujuannya sudah tercapai, yaitu Ukraina tidak lagi beriktikad menjadi anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Ia menilai Perang Dunia III tidak akan terwujud. Karena Rusia dan NATO sadar, jika perang nuklir akan menghancurkan peradaban dunia. "Dampaknya ke dunia adalah tercorengnya muka Rusia, di mana pusat-pusat keuangan internasional akan menolak berhubungan dengan Rusia," kata dia.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2) mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.
Putin mengatakan, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina Timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.
Putin menegaskan, tujuan Rusia menggelar operasi militer bukan untuk menduduki Ukraina. Dia mengatakan, operasi militer Rusia bertujuan untuk memastikan demiliterisasi Ukraina. Putin mendesak prajurit Ukraina untuk segera meletakkan senjata dan pulang. Saat Putin berpidato di televisi, sebuah ledakan besar terdengar di Kyiv, Kharkiv, dan daerah lain di Ukraina.
Gambar terbaru yang dirilis oleh perusahaan citra satelit Maxar Technologies menunjukkan, pasukan Rusia dan peralatan militer dikerahkan dalam jarak 10 mil dari perbatasan Ukraina dan kurang dari 50 mil dari kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv. Pada Kamis pagi, wilayah udara di seluruh Ukraina ditutup untuk lalu lintas udara sipil.