Kamis 24 Feb 2022 20:15 WIB

Mendorong Potensi Pertanian Nasional dan Peluncuran Prodi Agribisnis UMJ

Perlunya perhatian lebih besar di sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan

Red: Hiru Muhammad
UMJ menggelar Seminar Nasional dengan tema “Politik Pembangunan Pertanian di Indonesia : Quo Vadis?” telah dilaksanakan dalam rangka peluncuruan Program Studi (Prodi) Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada Kamis (24/02/2022) di Aula FEB UMJ.
Foto: dok. Istimewa
UMJ menggelar Seminar Nasional dengan tema “Politik Pembangunan Pertanian di Indonesia : Quo Vadis?” telah dilaksanakan dalam rangka peluncuruan Program Studi (Prodi) Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada Kamis (24/02/2022) di Aula FEB UMJ.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sektor pertanian telah terbukti ketangguhannya di masa pandemi ini sebagai salah satu sektor industri yang masih mampu menopang kebutuhan pangan bangsa Indonesia. Namun, sayangnya kemampuan pertumbuhan industri pertanian Indonesia saat ini masih didera dengan banyak persoalan. 

Salah satunya adalah kian terbatasnya lahan pertanian yang banyak beralih fungsi. Hal ini berdampak pada berkurangnya kapasitas produksi pertanian. “Dalam politik pertanian kedepan harapannya bisa membuat investasi petani kedepannya bisa dipastikan karena petani seringkali merasakan keterbatasan lahan, masalah lingkungan serta perkembangan teknologi yang tidak dimengertinya," kata Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Indonesia, Dr. Bayu Krisnamurthi, M. Si di sela Seminar Nasional “Politik Pembangunan Pertanian di Indonesia : Quo Vadis?” telah dilaksanakan dalam rangka peluncuruan Program Studi (Prodi) Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada Kamis (24/02/2022) di Aula FEB UMJ.

Baca Juga

Menurutnya, Reaktualiasi politik pertanian Indonesia juga harus memperhatikan kondisi aktual petani dan pertanian Indonesia, serta menyeimbangkan program pembangunan pertanian di Tanah Air. Kemajuan pertanian Indonesia juga akan mampu menjadi kebanggaan, khususnya kepada para petani.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr. Ma’ mun Murod, M. Si  juga menilai perlunya perhatian lebih besar lagi ke sektor pertanian sebagai salah satu penopang kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Tentunya dengan terus memperhatikan mutu hasil pertanian dan teknologi terkait yang harus dikuasai para petani masa kini.

Karena itu keberadaan petani masa kini atau yang disebut sebagai petani milenial mutlak dibutuhkan. Khususnya dalam beradaptasi dengan teknologi pertanian modern dan regenerasi. Dalam peningkatan nilai tambah petani millenial harus punya strategi yang dijalani. “Dengan adanya strategi marketing kita dapat memahami segmentasi pasar. Petani jago dalam hal wilayah akan tetapi tidak semuanya jago dalam memasarkan. Petani millenial harus memahami teknologi karena dengan teknologi petani dapat inovatif, adaptif, dan kreatif”, kata Sandi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr. menjelaskan  ekspor pertanian pada saat ini menjadi andalan dibandingkan hasil domestik. Meskipun covid 19 hadir, akan tetapi pertanian tetap eksis. Sebagian komoditas pertanian mencukupi untuk ekspor. “Apapun terjadinya kita harus tetap bertani. Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian ini kementrian pertanian membuat kebijakan untuk dapat menentukan kesejahteraan pangan agar pertanian dapat maju, mandiri, serta modern”, jelasnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPRRI, Dedi Mulyadi, SH, menyatakan bahwa  mempertahankan ketersediaan pangan diperlukan penataan ruang secara komprehensip di seluruh wilayah Indonesia. Lahan untuk pertanian tidak boleh diganggu oleh kebutuhan lain seperti perumahan, dan pembangunan lainnya, terutama karena menganggap pertanian tidak menguntungkan secara ekonomi.

Dekan Fakultas Pertanian UMJ Ir. Sularno, M.M dalam sambutannya menyampaikan bahwa Fakultas Pertanian yang lahir pada tahun 1982 ini masih menaruh harapan besar dengan adanya prodi agribisnis pertanian untuk mengembangkan sektor ekonomi nasional dari hasil pertanian.  

Rangkaian seminar Nasional dan peluncuran Prodi Agribisnis, dilangsungkan juga Penandatanganan Kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Kementerian Pertanian tentang Pengembangan Profesionalisme, Sumber Daya Manusia Pertanian melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Masyarakat. Prodi  Agribisnis di bawah Fakultas Pertanian merupakan Prodi ke-56 dari total 57 Program Studi yang ada di Universitas Muhammadiyah Jakarta.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement