Jumat 25 Feb 2022 07:54 WIB

Angka Stunting di Provinsi Sulsel pada 2021 Capai 20,92 Persen

Pemprov Sulsel terus berusaha menekan angka prevalensi stunting.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman menyatakan. angka prevalensi stunting di Sulsel mulai turun secara bertahap dan pada 2021 menjadi 20,92 persen atau turun 9,08 persen daripada 30 persen pada 2020. Menurut dia, Pemprov Sulsel terus berusaha menekan angka prevalensi stunting dengan mengaktifkan semua pihak terkait untuk bersama-sama menangani stunting di lapangan.

"Ada anggaran kami untuk membantu kabupaten/kota guna menekan angka stunting, termasuk mengkarantina semua nakes untuk pendampingan seluruh stunting di Sulsel," katanya di acara Gernas Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (BWI) Sulsel 2022 yang digelar kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Kota Makassar, Kamis (24/2/20220).

Baca Juga

Selain itu, seluruh bupati dan wali kota di Provinsi Sulsel diminta terus melakukan pendampingan. Hal itu penting untuk pembentukan SDM yang andal sesuai dengan fokus pembangunan pada tahap kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulsel, Andi Ritamariani mengatakan, sebagai upaya pencegahan stunting, BKKBN Sulsel telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK). "Tim ini terdiri dari bidan, PKK dan penyuluh KB untuk memberikan edukasi dan pendampingan ke masyarakat yang berpotensi mengalami stunting, khususnya terkait pola asuh anak, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan," ujarnya.

Stunting adalah kekurangan gizi kronis yang terjadi pada bayi di 1.000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama. Sehingga, hal itu menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement