Jumat 25 Feb 2022 10:44 WIB

Gempa Magnitudo 6,2 di Sumbar Akibat Aktivitas Sesar Sumatra

BMKG jelaskan Sesar Sumatra penyebab gempa di Pasaman Barat, Sumbar

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
BMKG jelaskan Sesar Sumatra penyebab gempa di Pasaman Barat, Sumbar.  Ilustrasi
Foto: Reuters
BMKG jelaskan Sesar Sumatra penyebab gempa di Pasaman Barat, Sumbar. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 yang terjadi di Pasaman Barat Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (25/2/2022) pukul 08.39 WIB terjadi akibat aktivitas Sesar Sumatra. Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan parameter update dengan magnitudo 6,1.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," katanya.

Baca Juga

Episenter gempa terletak pada koordinat 0,14 derajat LU, 99,94 derajat BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatra Barat, pada kedalaman 10 km. Guncangan gempa dirasakan di daerah Pasaman dengan skala intensitas V MMI yaitu getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di Agam, Bukitttinggi, dan Padang Panjang dengan skala intensitas IV MMI, yaitu jika pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli getaran dirasakan dengan skala intensitas III MMI di mana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang dengan skala intensitas II MMI, yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di daerah Pasaman Barat yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 09.35 WIB, BMKG mendata adanya satu kejadian gempa bumi pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo 5,2 dan tujuh aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 3,9. "Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement