Jumat 25 Feb 2022 11:44 WIB

Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) Desak FIFA dan UEFA Ambil Keputusan Tegas

FIFA diminta melarang timnas dan klub-klub Rusia tampil dalam kejuaraan sepak bola.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Para pemain timnas Rusia. Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) meminta Badan Sepak Bola Dunia alias FIFA untuk melarang timnas Rusia dan klub-klub dari Negeri Beruang Merah ikut serta dalam kejuaraan sepak bola.
Foto: EPA-EFE/Katia Christodoulou
Para pemain timnas Rusia. Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) meminta Badan Sepak Bola Dunia alias FIFA untuk melarang timnas Rusia dan klub-klub dari Negeri Beruang Merah ikut serta dalam kejuaraan sepak bola.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) meminta Badan Sepak Bola Dunia alias FIFA untuk melarang timnas Rusia dan klub-klub dari Negeri Beruang Merah ikut serta dalam kejuaraan sepak bola.

"Komite Eksekutif UAF telah memutuskan untuk secara resmi berbicara dengan otoritas sepak bola utama dunia dan Eropa," demikian pernyataan tersebut dilansir laman resmi UAF, Jumat (25/2/2022).

Baca Juga

UAF mengeluarkan pernyataan tersebut dari Komite Eksekutif pada hari ini waktu setempat ketika konflik terus berkecamuk menyusul pengumuman oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, tentang agresi militer khusus.

"Untuk mengirim ke FIFA dan UEFA banding yang sesuai melarang partisipasi timnas dan klub Rusia untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional apa pun di bawah naungan FIFA pun UEFA," sambung penyertaan itu.

Lebih lanjut UAF menambahkan agar UEFA mengambil keputusan sesegera mungkin untuk mengubah pun menarik lokasi final Liga Champions yang rencananya berlangsung di Saint Petersburg pada bulan Mei 2022, pun Piala Super Eropa 2023 mendatang.

Pernyataan pun surat UAF bersamaan dengan wacana untuk dipindahkannya gelaran final Liga Champions dari Saint Petersburg ke London, Inggris.

Sebelumnya, Rusia telah menegaskan bahwa keamanan nasionalnya telah dikompromikan oleh perambahan NATO di Ukraina.

Moskow juga mengatakan berkewajiban untuk melindungi Republik Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri dari serangan lanjutan oleh pasukan Ukraina. Adapun Moskow mengakui kedua wilayah tersebut sebagai negara berdaulat awal pekan ini.

Serangan Rusia kemudian dimulai dengan ledakan di sejumlah Kota di Ukraina, termasuk kota Kiev, Odessa, Kharkiv, dan Mariupol yang hingga saat ini ketegangan masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement