REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN -- Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter di Kabupaten Pasaman Barat, berimbas kepada terjadinya tanah bergerak atau tanah longsor di Kabupaten Pasaman. Saat ini, ada banyak informasi di berbagai sosial media di Sumatra Barat tentang rekaman video tanah bergerak di Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Kepala BMKG, Dwikorita, mengatakan pasca gempa, memang biasa terjadi tanah bergerak. Apalagi gempa terjadi ketika cuaca hujan.
"Saat gempa 2009 di Sumatra Barat yang saat itu berkekuatan 7 SR, bersamaan dengan hujan, saat itu memang dibarengi tanah bergerak. Yang sekarang tidak menutup kemungkinan untuk itu," kata Dwikorita, saat konferensi pers, melalui zoom meeting, Jumat (25/2/2022).
Dwikorita mengatakan pihaknya sedang mengirimkan tim untuk melakukan pengecekan ke lokasi untuk mencari kepastikan tanah bergerak ini.
"Kami masih menunggu informasi dari lapangan," ucap Dwikorita.
Ia mengingatkan warga di Pasaman Barat dan sekitarnya supaya lebih waspada. Terutama warga yang tinggal di lereng bukit. Karena gempa susulan masih berpotensi terjadi sehingga rawan tanah longsor atau tanah bergerak.
Gempa bumi dua kali mengguncang Sumatra Barat pagi ini, Jumat (25/2/2022). Gempa pertama terjadi pada pukul 8.35 WIB dengan kekuatan 5,2 skala righter.
Informasi dari BMKG, gempa ini bersumber dari koordinat 0.14 LU-99.99 BT. Tepatnya di timur laut Kabupaten Pasaman Barat.Berselang empat menit kemudian, tepatnya pukul 08.39, gempa yang lebih kuat terjadi lagi. Kali ini kekuatannya sampai 6,2 skala righter.
Gempa kedua ini terjadi di kedalaman 10 koordinat 0.15 LU-99.98 BT. 17 Kilometer timur laut di Kabupaten Pasaman Barat. Gempa kedua ini juga tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini terasa ke berbagai daerah di Sumatra Barat. Seperti di Pasaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Padang Panjang dan Kota Padang.