REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan Rusia ke negaranya telah menargetkan wilayah sipil. Dia meyakinkan publik bahwa pemerintahannya melakukan segala yang mungkin untuk melindungi mereka.
“Mereka mengatakan bahwa objek sipil bukanlah target bagi mereka. Tapi ini adalah kebohongan lain dari mereka. Pada kenyataannya, mereka tidak membedakan wilayah di mana mereka beroperasi,” kata Zelensky lewat sebuah video yang dibagikan di Facebook, Jumat (25/2/2022).
Zelensky mengatakan, masyarakat Ukraina telah menunjukkan kepahlawanan dalam menghadapi Rusia. “Semua pasukan kita melakukan segala yang mungkin (untuk melindungi warga Ukraina),” ucapnya.
Dalam video, Zelensky juga menyebut bahwa Rusia telah menjadikan dirinya sebagai target utama. “Menurut informasi, musuh telah mengidentifikasi saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," ungkapnya.
Zelensky mengatakan, saat ini berada di bawah perlindungan. Menurut laporan awal, setidaknya 137 tentara Ukraina dan warga sipil tewas dalam serangan Rusia yang dilancarkan pada Kamis (24/2/2022). Lebih dari 70 infrastruktur militer Ukraina juga hancur. Agresi diluncurkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di Ukraina timur yang dikuasai kelompok pro-Rusia.
Putin menginisiasi operasi militer khusus ke dua wilayah tersebut. Dia mengatakan, tindakan itu dilakukan guna melindungi masyarakat di sana yang telah mengalami penderitaan, pelecehan, dan genosida oleh rezim Ukraina. Putin memperingatkan negara lain agar tak berupaya mengintervensi atau mengganggu tindakan Rusia. Ia mengancam, jika hal itu dilakukan, mereka akan melihat konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Serangan Rusia ke Ukraina menuai kecaman luas, terutama oleh negara-negara Barat. Sebagai tanggapan, mereka mengumumkan penerapan sanksi ekonomi keras terhadap Moskow.