Jumat 25 Feb 2022 15:17 WIB

Presiden Ukraina: Tindakan Rusia Ingatkan Kita pada Serangan Nazi

Presiden Ukraina mengatakan sanksi saja tak cukup hentikan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, tiba untuk menghadiri latihan militer di luar kota Rivne, Ukraina utara, Rabu, 16 Februari 2022. Ia mengatakan agresi terus menerus Rusia terhadap negaranya menunjukkan bahwa sanksi yang dikenakan Barat pada Moskow tidak cukup.
Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tengah, tiba untuk menghadiri latihan militer di luar kota Rivne, Ukraina utara, Rabu, 16 Februari 2022. Ia mengatakan agresi terus menerus Rusia terhadap negaranya menunjukkan bahwa sanksi yang dikenakan Barat pada Moskow tidak cukup.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Jumat (25/2/2022) mengatakan agresi terus menerus Rusia terhadap negaranya menunjukkan bahwa sanksi yang dikenakan Barat pada Moskow tidak cukup. Zelenskiy mengatakan dunia terus mengamati apa yang sedang terjadi di Ukraina setelah ibu kota Kiev dan sejumlah wilayah di negara itu dihantam rudal-rudal Rusia pada Jumat dini hari.

Dalam pidatonya di televisi, dia mengatakan pengeboman Kiev mengingatkan pada serangan Nazi Jerman selama Perang Dunia II. "Ini mengingatkan (kita) dengan tahun 1941," kata Zelensky.

Baca Juga

"Kepada semua warga Federasi Rusia yang akan menggelar protes, saya ingin mengatakan: kami melihat kalian. Ini berarti kalian mendengarkan kami. Artinya, kalian mulai mempercayai kami. Berjuang untuk kami, berjuang menentang perang ini."

Ratusan orang ditahan di kota-kota Rusia pada Kamis saat mengikuti aksi protes setelah Moskow melancarkan operasi militer besar-besaran melawan Ukraina. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pasukan Rusia akan memasuki sejumlah daerah dekat Kiev pada Jumat.

Zelensky juga menyebut bahwa Rusia telah menjadikan dirinya sebagai target utama. Zelensky mengatakan, saat ini berada di bawah perlindungan. 

“Menurut informasi, musuh telah mengidentifikasi saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," ungkapnya.

Menurut laporan awal, setidaknya 137 tentara Ukraina dan warga sipil tewas dalam serangan Rusia yang dilancarkan pada Kamis (24/2). Lebih dari 70 infrastruktur militer Ukraina juga hancur. Agresi diluncurkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di Ukraina timur yang dikuasai kelompok pro-Rusia.

Putin menginisiasi operasi militer khusus ke dua wilayah tersebut. Dia mengatakan, tindakan itu dilakukan guna melindungi masyarakat di sana yang telah mengalami penderitaan, pelecehan, dan genosida oleh rezim Ukraina. Putin memperingatkan negara lain agar tak berupaya mengintervensi atau mengganggu tindakan Rusia. Ia mengancam, jika hal itu dilakukan, mereka akan melihat konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement