Jumat 25 Feb 2022 15:37 WIB

Menlu Ukraina: Dulu Kita Hancurkan Nazi Jerman, Sekarang Kita akan Kalahkan Rusia

Menlu Ukraina sebut serangan Rusia ke ibu kota Kiev mengerikan.

 Sebuah kendaraan rusak dan puing-puing menyusul penembakan Rusia di luar Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal di Ukraina Kamis pagi dan pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncur ke negara itu dari utara, timur dan selatan.
Foto: AP/Sergei Grits
Sebuah kendaraan rusak dan puing-puing menyusul penembakan Rusia di luar Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022. Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal di Ukraina Kamis pagi dan pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncur ke negara itu dari utara, timur dan selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,  KIEV -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecam serangan roket secara brutal yang menghantam ibu kota Kiev. Terakhir serangan seperti itu terjadi yakni pada 1941 saat Nazi menyerang.

"Serangan mengerikan roket Rusia menghantam ibu kota Kiev. Terakhir ibu kota diserang seperti ini yakni pada 1941 saat digempur Nazi Jerman," ujar Kuleba lewat kicauan di Twitter pada Jumat (25/2/2022).

Baca Juga

Kuleba mengatakan, pasukan Ukraina, berhasil menghancurkan musuh saat itu."Dan kami akan mengalahkan (musuh) kali ini juga. Setop Putin. Isolasi Rusia. Putuskan semua hubungan. Usir Rusia dari manapun."

Rusia menggempur Ukraina dari berbagai arah. Serangan bahkan sudah dekat ke jantung ibu kota Kiev. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan kembali ke aliansi Barat agar menghentikan kebrutalan Rusia.  "Pagi ini kita mempertahankan negara ini  sendirian. Seperti kemarin, negara-negara kuat dunia hanya melihat dari jauh," ujarnya.

"Apakah Rusia bisa diyakinkan dengan sanksi kemarin? Kami dengar di langit kami dan melihat di darat bahwa itu tidaklah cukup."

Barat kini hanya mengecam dan mengancam akan menjatuhkan sanksi ke Rusia. Namun Rusia sepertinya bergeming. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan mengingatkan kepada negara asig agar tidak turut campur dalam perang ini.

Ukraina bertahan

Militer Ukraiana mencoba mengadang gempuran dari invasi tentara Rusia dari berbagai arah. Pertempuran pecah tak jauh dari ibu kota Kiev.

Pertempuran yang berlangsung di pangkalan di pinggiran kota ini bisa menjadi batu loncatan bagi Rusia untuk menguasai Kiev jika memenangkannya.

BBC News melaporkan, pertempuran terjadi di beberapa front menyusul serangan dari arah timur, utara, dan selatan pada Kamis (24/2/2022). Puluhan orang dilaporkan terbunuh dan ribuan warga mengungsi.

Sementara itu, ibu Kota Ukraina, Kiev, dibombardir serangan rudal pada Jumat (25/2/2022) pagi jelang fajar. Rusia melancarkan serangan dengan rudal penjelajah. "Serangan ke Kiev dengan rudal penjelajah atau misil balistik terus berlanjut," ujar penasihat kepala Kementerian Dalam Neger Ukraina kepada wartawan melalui pesan singkat.

Tim CNN di lapangan mendengar suara ledakan besar di pusat Kiev. Gambar menunjukkan apartemen terbakar, meski belum dipastikan apakah hal tersebut disebabkan oleh serangan rudal.

Koresponden BBC melaporkan, pasukan terjun payung Rusia telah menguasai pangkalan Antonov yang berada sekitar 15-20 mil (24-30 kilometer) dari ibu Kiev. CNN juga menyiarkan secara langsung bagaimana pasukan terjun payung Rusia terlihat dengan jelas di perimeter.

"Pasukan Ukraina menyatakan telah melancarkan serangan balik. Seperti diperkirakan oleh intelijen Barat, serangan ini berjalan dengan cepat, bahkan lebih cepat dari perkiraan," ujar Koresponden BBC, Kamis (24/2/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji untuk terus melanjutkan pertempuran.  Ia memerintahkan wajib militer dan semua cadangan tempur Ukraina untuk berperang. Menteri Pertahanan juga meminta agar siapa saja yang mampu memegang senjata untuk bergabung dalam upaya mengusir Rusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement