REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya kemungkinan gempa susulan usai gempa tektonik yang mengguncang wilayah Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Kekuatan gempa susulan diperkirakan lebih kecil dibandingkan gempa utama.
"Kejadian gempa di Sumatra Barat kali ini punya karakteristik akan ada gempa susulan berikutnya. Dalam satu atau dua hari masih ada gempa susulan walaupun kekuatannya lebih kecil," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi.
Untuk itu, BMKG meminta seluruh masyarakat yang kira-kira rumahnya sudah rusak atau miring supaya menjauh. Sebab, dikhawatirkan ada gempa susulan walau lebih kecil magnitudonya tetapi sangat berbahaya jika tertimpa bangunan rusak yang roboh.
Dia menjelaskan, gempa bisa merusak bangunan tadi walau kekuatannya lebih kecil. Kemudian, BMKG juga meminta masyarakat yang tinggal di lereng untuk sementara meninggalkan tempatnya karena dikhawatirkan terjadi longsor.
"Untuk itu kami mengimbau kepada seluruh masyarakat segera menjauh dari tebing atau lereng," ujarnya.
Dia menambahkan, petugas BMKG dari wilayah Sumatra Barat sudah berangkat ke lokasi bencana. Kemudian, tim BMKG pusat dijadwalkan hari ini atau besok akan berangkat tujuh orang akan berangkat bersama-sama ke lokasi.
Sebelumnya, wilayah Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat, diguncang gempa tektonik, Jumat (25/2/2022). Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo (M) 6,1.
"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,14° LU, 99,94° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km Timur Laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat pada kedalaman 10 kilometer (km)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/2/2022).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia melanjutkan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).