Pendidikan Kedokteran Harus Adaptasi Perkuat Sistem Kesehatan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin

Pendidikan Kedokteran Harus Adaptasi Perkuat Sistem Kesehatan (ilustrasi).
Pendidikan Kedokteran Harus Adaptasi Perkuat Sistem Kesehatan (ilustrasi). | Foto: Republika/Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Annual Scientific Meeting (ASM) 2022 mengangkat tema Adaptasi Pendidikan Kedokteran Kesehatan Mendukung Ketangguhan Sistem Kesehatan Indonesia. ASM digelar Kagama Kedokteran, FKKMK UGM, RSUP Dr Sardjito, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan RSA UGM.

ASM 2022 diselenggarakan dalam rangka memperingati Dies Natalis 76 FKKMK UGM, HUT 40 RSUP Dr Sardjito, HUT 94 RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan HUT 10 RSA UGM. Tema ASM 2022 dirancang sejalan dengan isu prioritas pertama bidang kesehatan hari ini.

Dalam agenda pemandatan Indonesia sebagai Presidensi G20, yaitu membangun global health resilience. Ketua ASM 2022, Prof Gandes Retno Rahayu mengatakan, kegiatan membahas perlunya adaptasi dan inovasi pendidikan, termasuk di bidang kedokteran.

Gandes menekankan, langkah itu harus dilakukan agar dapat menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang adaptif dengan perubahan yang ada dalam pelayanan kesehatan . Artinya, fleksibilitas dalam sistem pendidikan menjadi sangat diperlukan.

Baca Juga

"Adaptasi pendidikan kedokteran kesehatan perlu dilakukan guna mendukung ketangguhan sistem kesehatan Indonesia," kata Gandes, Jumat (25/2).

Pandemi Covid-19, lanjut Gandes, sedang menguji ketahanan sistem kesehatan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Tapi, membangun sistem kesehatan yang tangguh yang majemuk tidak mudah, ditambah kesenjangan pelayanan kesehatan antar daerah.

Selain itu, pembenahan dari hulu pendidikan sampai ke hilir tersedianya pelayanan kesehatan berkualitas, merata dan mudah diakses perlu terus dilakukan. Pemanfaatan teknologi digital dan pengembangan ekosistem teknologi merupakan komponen penting.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi digital bidang kedokteran dan kesehatan. Ada 80 persen lebih fasilitas belum tersentuh teknologi, data kesehatan terfragmentasi, keterbatasan regulasi standarisasi dan lain-lain.

"Diharap terbangun sistem data dan aplikasi pelayanan terintegrasi. Terintegrasi mendukung pembuatan berbagai kebijakan dan keputusan kesehatan usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif secara lebih tepat dan cepat," ujar Gandes.

Pengembangan ekosistem teknologi kesehatan yang handal dibutuhkan untuk membangun kemandirian penyediaan teknologi. Antara lain perluasan telemedicine, pengembangan ekosistem produk inovasi teknologi dan bioteknologi serta integrasi riset bioteknologi.

Sie Ilmiah ASM 2022, Dr Andreasta Meliala menambahkan, dokter dan tenaga kesehatan menghadapi perubahan yang cukup besar. Tidak cuma tantangan akibat muncul penyakit baru, tapi perubahan pola dan penanganan penyakit global dan penyakit gaya hidup.

"Bagaimana sistem pendidikan kedokteran kesehatan merespon berbagai perubahan ini sangat penting untuk didiskusikan bersama," kata Andreasta.

ASM 2022 akan menghadirkan Menteri Kesehatan. Menyampaikan pidato Membangun Ketangguhan Sistem Kesehatan di Indonesia dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Ristek dengan topik Adaptasi Pendidikan untuk Penguatan Sistem Kesehatan Nasional.

Terkait


Covid-19 Hancurkan Layanan Kesehatan Hingga 90 Persen Negara

Imam Syafii Prihatin Banyak Umat Islam yang Enggan Belajar Kedokteran

WHO Minta Negara Kaya Patungan Bantu Atasi Pandemi Negara Penghasilan Rendah

Sukses Transplantasi Babi ke Manusia, Pro Kontra di Kalangan Ulama Islam  

Polda Sumbar Ungkap Tempat Praktik Dokter Palsu

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark