REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengadakan pembinaan seri kedua bagi 5.000 peserta Beasiswa Santri Baznas dari 341 pondok pesantren di Indonesia, secara daring, Jumat (25/2).
Pembinaan ini dihadiri oleh Saidah Sakwan MA selaku pimpinan Baznas RI, Sri Nurhidayah selaku kepala Lembaga Beasiswa Baznas (LBB), pimpinan dan pengurus pondok serta pesantren penerima Beasiswa Santri Baznas 2021.
Tema pembinaan kedua berjudul "Teladan Santri Berprestasi Kuliah di Negeri Jiran: Semangat Juang Kuliah dari Peserta Beasiswa Cendekia Baznas di Albukhary International University, (BCB AIU) Malaysia". Nara sumber adalah Aliffa Yulistiani, Juara 1 Pertandingan Penulisan Esei Jawi kategori Nusantara di UTM Malaysia t ahun 2021, (BCB AIU Angkatan 1), alumni Pondok Pesantren Pondok Modern Darul Ihsan Nganjuk; dan Muhammad Iqbal, Top 10 writers International Poetry (BCB AIU Angkatan 2), alumni PMDG (Pondok Modern Darussalam Gontor).
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Suli Hendra selaku koordinator Beasiswa Santri Baznas , kemudian doa bersama bagi Pondok Pesantren Miftahul Khoirot Kabupaten Karawang yang kebakaran, para ustadz/ustadza dan para santri yang sedang diuji oleh Allah baik dengan keadaan sakit dan keadaan musibah lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Alquran oleh Ananda Muammar Samsudin, kelas 12, peserta Beasiswa Santri BAZNAS dari Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Bait Qur'any.
Setelah itu, para peserta mendengarkan sambutan Sri Nurhidayah. Ia berpesan untuk menjadi generasi santri terbaik. "Banyak pemimpin lahir dari kalangan para santri, terlebih pemimpin republik ini. Ibu Saidah Sakwan, pimpinan Baznas yang hadir hari ini juga merupakan santri," kata Sri Nurhidayah seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan Saidah Sakwan dengan tema Santri Sebagai Seorang Pemenang. Ia bercerita bahwa ia adalah alumni santri yang menempuh pendidikan enam tahun di pondok.
Ia juga menyampaikan bahwa santri harus mengikuti arus perubahan yang ada dengan tetap mempertahankan nilai-nilai santri. “Di antaranya menjadi generasi yang pinter dan bener, adaptabilitas, survivalabilitas, berdaya saing, dan menebar kebermanfaatan. Disamping itu juga harus meneladani sifat wajib rosul dengan kompetensi yang dimiliki," paparnya.
Tak kalah menarik, dua alumni yang menempuh pendidikan di luar negeri, Aliffa dan Iqbal juga bercerita tentang masa-masa di pesantren meliputi pengalaman bermakna menjadi santri, memberikan motivasi untuk kuliah di luar negeri, sharing capaian prestasi yang sudah diraih, serta memberikan motivasi dan inspirasi kepada peserta untuk tetap semangat berkarya di tengah padatnya aktivitas kuliah.
Suli mengemukakan, para peserta sangat antusias dengan kegiatan pembinaan seri kedua ini. :Nantinya para peserta akan diminta untuk menuliskan mimpinya ke depan dan kesan mereka selama menjadi peserta Beasiswa Santri Baznas yang nantinya dari tulisan tersebut akan dibukukan untuk menjadi inspirasi bagi para santri lainnya,” tuturnya.