REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Jumat (25/2/2022) meminta Perdana Menteri Israel Naftali Bennett untuk menengahi konflik dengan Rusia. Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk, mengatakan, pemerintah Ukraina telah berbicara dengan Israel setidaknya selama setahun terakhir tentang kemungkinan peran sebagai penengah.
"Kepemimpinan kami percaya bahwa Israel adalah satu-satunya negara demokratis yang memiliki hubungan baik dengan kedua negara," ujar Korniychuk kepada Reuters.
Korniychuk mengatakan, Zelenskiy dan Bennett melakukan percakapan telepon pada Jumat. Ini adalah kelima kalinya Zelenskiy meminta Bennett sebagai mediator untuk menengahi konflik dengan Rusia. Sebelumnya Zelenskiy telah meminta bantuan kepada mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Israel Isaac Herzog.
"Saya mendengar (bahwa) tawaran ini tidak diterima dengan baik oleh pihak Rusia," kata Korniychuk.
Seorang diplomat di kedutaan Rusia untuk Israel menolak berkomentar. Dia mengaku tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Juru bicara Bennett tidak berkomentar tentang permintaan mediasi tersebut. Pernyataan sebelumnya oleh kantor perdana menteri tentang percakapan Bennett dengan Zelenskiy tidak menyebutkan mediasi apa pun.
"Bennett mengulangi harapannya untuk mengakhiri pertempuran dengan cepat, dan mengatakan bahwa dia mendukung rakyat Ukraina di hari-hari yang sulit ini," kata pernyataan kantor Bennett, seraya menambahkan, perdana menteri menawarkan bantuan kemanusiaan kepada Kyiv.
Israel sangat berhati-hati untuk mengkritik Rusia secara terbuka. Karena Rusia merupakan pemain utama dalam konflik di negara tetangga Israel, Suriah. Mereka telah menawarkan perlindungan bagi anggota komunitas Yahudi Ukraina yang terjebak dalam pertempuran.
Israel mengutuk invasi Rusia sebagai pelanggaran serius terhadap tatanan internasional. Namun sejak itu, Israel tetap diam atas tindakan Moskow.
"Israel memahami alasan yang mendorong kepemimpinan Rusia memutuskan melakukan operasi militer khusus, yaitu untuk melindungi warga sipil di Donbass, demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," kata Kedutaan Rusia di Israel.