Sabtu 26 Feb 2022 11:29 WIB

Update Gempa Pasaman: Korban Meninggal Bertambah Jadi Delapan Orang

Gempa berkekuatan 6,2 skala richter menguncang wilayah Pasaman Barat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan delapan warga meninggal dunia.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi/aww.
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman pascagempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan delapan warga meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo (M) 6,1 di Pasaman Barat, Sumatra Barat, bertambah, total sebanyak delapan jiwa hingga Sabtu (26/2/2022). Selain itu, sedikitnya 6.002 warga Sumatra Barat mengungsi akibat dampak gempa M 6,1.

"Data BNPB per Sabtu dini hari (26/2/2022), pukul 02.35 WIB, mencatat total warga meninggal dunia delapan orang, luka berat 10 orang, dan luka ringan 76 orang," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga

Pihaknya mencatat di Pasaman Barat, warga meninggal dunia tiga orang, luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang. Hingga kini, ia menyebutkan petugas masih terus memutakhirkan data dampak gempa tersebut. Sedangkan di Kabupaten Pasaman, BNPB mencatat warga meninggal dunia lima orang, luka-luka 25 orang dan mengungsi 1.000 orang. 

"Saat ini masih dilakukan pencarian terhadap enam orang yang diperkirakan tertimbun longsor," katanya.

Selain itu, pemerintah mencatat sebanyak 6.002 warga Sumatra Barat mengungsi akibat dampak gempa M6,1 yang terjadi pada Jumat (25/2/2022), pukul 08.39 WIB. Sebagian besar warga mengungsi tersebar di 35 titik Kabupaten Pasaman Barat yang berada di Kecamatan Talamau, Pasaman dan Kinali. 

Data warga terdampak lainnya tercatat di Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 16 KK atau 53 jiwa. Dari jumlah tersebut 1 KK atau dua orang mengungsi ke tempat kerabat. Kemudian di wilayah Kabupaten Agam, satu bayi dikabarkan menderita luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.

Sementara itu, BNPB juga mencatat gempa bumi M 6,1 juga berdampak pada kerusakan bangunan. 

Total kerusakan yang dipicu gempa antara lain rumah rusak berat (RB) 103 unit, rusak sedang (RS) lima unit, rusak ringan (RR) 317 unit, fasilitas pendidikan RB tiga unit, balai masyarakat RR satu unit, aula bupati Pasaman Barat RR satu unit, serta kerusakan yang belum terkategori seperti fasilitas ibadah dua unit, fasilitas umum lain satu unit dan bank satu unit.  

Rinciannya, di wilayah Kabupaten Pasaman, rumah rusak berat sebanyak 100 unit dan rusak ringan 300 unit, sedangkan di Kabupaten Pasaman rumah rusak 10 unit dimana petugas masih menentukan kategori kerusakan. Di Kabupaten Lima Puluh Kota, rumah rusak berat sebanyak 3 unit, rusak sedang 5 unit dan rusak ringan 6 unit. Sedangkan di Kabupaten Agam, tercatat rumah rusak ringan sati unit. 

"Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam gempa bumi melalui SK bernomor 188.45/160/BUP-PASBAR/2022. Masa tanggap darurat akan berlaku selama 14 hari, terhitung pada 25 Februari hingga 10 Maret 2022," katanya.

Pihaknya mencatat, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih maupun perlengkapan keluarga. 

Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto bersama jajaran dan perwakilan Komisi VIII Lisda Hendarjoni telah berada di lokasi terdampak dan diterima oleh Gubernur Sumatra Barat pada hari ini, Sabtu (26/2). Kepala BNPB ingin memastikan dukungan sumber daya, perangkat dan alat utama dalam penanganan darurat.

Selain itu, Suharyanto meminta pos komando (posko) di tiap kabupaten dan kota terdampak untuk terbentu dan berkoodinasi langsung dengan posko provinsi maupun Pusat Pengendalian Operasi BNPB. "Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, priortas utama dalam 7 x 24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement