Sabtu 26 Feb 2022 12:42 WIB

Kemenlu Rusia: Hubungan Rusia-Barat berada Pada Titik Kritis

Pengenaan sanksi terhadap Rusia bukti ketidakmampuan barat pada kebijakan luar negeri

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolandha
 Seorang tentara Ukraina berdiri di samping kendaraan militer di sebuah jalan di Kramatosrk, Ukraina timur, Kamis, 24 Februari 2022. Pasukan Rusia melancarkan serangan luas ke Ukraina pada Kamis. Presiden Vladimir Putin mengesampingkan kecaman dan sanksi internasional dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk ikut campur akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah Anda lihat.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Seorang tentara Ukraina berdiri di samping kendaraan militer di sebuah jalan di Kramatosrk, Ukraina timur, Kamis, 24 Februari 2022. Pasukan Rusia melancarkan serangan luas ke Ukraina pada Kamis. Presiden Vladimir Putin mengesampingkan kecaman dan sanksi internasional dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk ikut campur akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah Anda lihat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita TASS mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan pada Jumat (25/2/2022) bahwa hubungan antara Rusia dan Barat mendekati titik kritis. Sementara itu, kantor berita RIA mengutip Zakharova mengatakan bahwa pengenaan sanksi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mencerminkan ketidakmampuan mutlak Barat dalam hal kebijakan luar negeri.

"Masalahnya adalah kita telah mencapai garis di mana titik kritis dimulai," kata Zakharova, dilansir Reuters, Sabtu (26/2/2022).

Baca Juga

Zakharova mengatakan hal itu sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap Putin dan Lavrov, dan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan tindakan hukuman serupa.

Namun demikian, ia menepis langkah Inggris, dengan mengatakan bahwa baik Putin maupun Lavrov tidak memiliki akun di Inggris atau di mana pun di luar negeri.

Seperti diketahui, AS mengumumkan kembali penjatuhan sanksi untuk Rusia terkait invasi militernya terhadap Ukraina. Sanksi AS tersebut menyasar langsung Putin dan jajaran menteri-menterinya. Selain AS, Inggris juga mengumumkan sanksi terbaru yang menargetkan langsung Putin dan Lavrov. Pada Jumat (25/2/2022) waktu setempat, pemerintah Inggris memerintahkan semua aset milik Putin dan Lavrov yang ada di wilayahnya untuk dibekukan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement