REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Tingkat keterisian atau okupansi hotel di Kota Bogor stagnan di masa PPKM Level 3. Diperkirakan, sekitar sebulan terakhir okupansi hotel di Kota Bogor berada di angka 50 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, menuturkan okupansi hotel bahkan berada di angka 50 persen sejak dua bulan lalu. “Tingkat kunjungan PPKM level 3 stagnan kisaran 50 persen hingga 55 persen. Angka itu tidak beranjak sejak dua bulan terakhir,” kata Yuno, Sabtu (26/2).
Bila melihat kalender kunjungan wisata pada Februari dan Maret, Yuno memperkirakan kunjungan wisata ke Kota Bogor seharusnya bisa berada di atas 80 persen. Bahkan untuk libur panjang pekan depan pun pihaknya belum bisa memprediksi.
Namun, menurut Yuno, pengaruh aturan PPKM Level 3 tetap ada. Dimana okupansi hotel saat ini hanya berkisar 50 persen, lantaran kecenderungan orang banyak mengurangi mengurangi mobilitasnya untuk berwisata.
Selain itu, lanjut Yuno, kunjungan ke restoran juga akan berkurang karena masyarakat biasanya juga akan menghindari tempat yang berpotensi adanya kerumunan seperti restoran.“Kemungkinan okupansi bisa mencapai 50 persen,” imbuhnya.
Di sisi lain, 110 hotel di Kota Bogor sebagian besar mengandalkan acara pemerintah atau lembaga dalam kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang saat ini juga mulai dikurangi.
Upaya yang dilakukan saat ini untuk menaikkan kunjungan hotel dan restoran dengan membuat promo-promo. Terlebih, sambung Yuno, untuk mengajak para pengusaha hotel dan restoran untuk fokus mendukung wisata dan bukan lagi mengandalkan MICE.