Sabtu 26 Feb 2022 15:03 WIB

Taliban Serukan Rusia dan Ukrania Menahan Diri

Masalah Ukraina mengalihkan perhatian internasional dari krisis Afghanistan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
 Seorang prajurit Angkatan Darat Ukraina memeriksa pecahan pesawat yang jatuh di Kyiv, Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. Tidak jelas pesawat apa yang jatuh dan apa yang menjatuhkannya di tengah invasi Rusia di Ukraina. Rusia menekan invasi ke Ukraina ke pinggiran ibukota setelah melancarkan serangan udara di kota-kota dan pangkalan militer dan mengirimkan pasukan dan tank dari tiga sisi.
Foto: AP Photo/Vadim Zamirovsky
Seorang prajurit Angkatan Darat Ukraina memeriksa pecahan pesawat yang jatuh di Kyiv, Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. Tidak jelas pesawat apa yang jatuh dan apa yang menjatuhkannya di tengah invasi Rusia di Ukraina. Rusia menekan invasi ke Ukraina ke pinggiran ibukota setelah melancarkan serangan udara di kota-kota dan pangkalan militer dan mengirimkan pasukan dan tank dari tiga sisi.

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL -- Taliban mendesak Ukrania dan Rusia untuk menahan diri dan mencegah bertambahnya korban yang berjatuhan.

"Imarah Islam Afghanistan memantau dengan cermat situasi di Ukraina dan menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan nyata korban sipil," kata seorang juru bicara Taliban dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat (25/2/2022). 

Baca Juga

“Imarah Islam menyerukan pengekangan oleh kedua belah pihak. Semua pihak harus berhenti mengambil posisi yang dapat mengintensifkan kekerasan,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Afghanistan (MoFA) juga mengajukan permintaan serupa agar semua pihak untuk menahan diri atas segala tindakan yang berpotensi meningkatkan ketegangan di Ukraina. MoFA juga mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk mempertimbangkan pengamanan para pengungsi dan pelajar Afghanistan yang tinggal di Ukraina.

“Imarah Islam Afghanistan, sejalan dengan kebijakan luar negeri netralitas, menyerukan kedua sisi konflik untuk menyelesaikan krisis melalui dialog dan cara damai,” bunyi pernyataan itu yang dikutip Republika.co.id, Sabtu (26/2/2022). 

Sementara itu, Maiwand Babakarkhail, seorang analis politik meyakini bahwa masalah Ukraina akan mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari krisis yang sedang berlangsung di Afghanistan. “Isu Ukraina menarik perhatian dunia. Imarah Islam harus berusaha meningkatkan kunjungan ke luar negeri untuk menjaga hubungan Afghanistan dengan negara-negara dunia tetap pada jalurnya,” kata Maiwand.

Kamis (24/2/2022) lalu, pasukan Rusia telah melancarkan serangan besar-besaran ke Ukrania, beberapa jam setelah Presiden Vladmir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina. Berdasarkan statistik, lebih dari 50.000 pengungsi dari Afghanistan, Pakistan, Iran, dan Bangladesh tinggal di Ukraina. Sekitar 20.000 di antaranya adalah warga Afghanistan.

“Isu Ukraina akan menyebabkan berkurangnya perhatian negara-negara dunia terhadap para migran Afghanistan. Dukungan keuangan dari Uni Eropa dan negara-negara dunia lainnya akan berkurang,” kata Toreq Farhadi, seorang analis politik.

“Rakyat Afghanistan membutuhkan dunia sekarang lebih dari sebelumnya. Sayangnya, situasi Ukraina akan membuat Afghanistan dilupakan oleh dunia. Ini seharusnya tidak terjadi karena situasi di Afghanistan lebih buruk,” kata Ruslan Salmanov, seorang jurnalis Rusia.

Meski invasi Rusia ke Ukraina mendapat reaksi luas dari banyak negara dunia, namun Iran dan China, dua negara tetangga Afghanistan, tetap memilih bungkam. “China memantau dengan cermat perkembangan terbaru. Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mencegah situasi menjadi tidak terkendali,“ kata Hua Chunying, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Serangan di Ukraina diperkirakan akan memicu gelombang baru migrasi dari Ukraina. Banyak warga Afghanistan meninggalkan negara itu ke Ukraina setelah jatuhnya pemerintahan sebelumnya dan hidup dalam nasib yang tidak pasti.

sumber: https://www.arabnews.com/node/2031816/world

https://tolonews.com/index.php/afghanistan-176866

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement