Sabtu 26 Feb 2022 16:32 WIB

AS Longgarkan Peraturan Masker dalam Ruangan

Pemakaian masker di dalam ruangan termasuk di sekolah tidak lagi direkomendasikan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Presiden AS Joe Biden mengenakan masker. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) akan melonggarkan pedoman Covid-19 untuk penggunaan masker di dalam ruangan.
Foto: EPA-EFE/Yuri Gripas
Presiden AS Joe Biden mengenakan masker. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) akan melonggarkan pedoman Covid-19 untuk penggunaan masker di dalam ruangan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) akan melonggarkan pedoman Covid-19 untuk penggunaan masker di dalam ruangan. Pemakaian masker di dalam ruangan termasuk di sekolah tidak lagi direkomendasikan.

Pedoman masker baru ini bergeser dari fokus pemerintah pada tingkat penulanan Covid-19 ke pemantauan rawat inap lokal, kapasitas rumah sakit, dan tingkat infeksi. Di bawah pedoman sebelumnya, 95 persen wilayah AS dianggap mengalami penularan tinggi. Ini hanya menyisakan 5 persen wilayah AS yang memenuhi kriteria CDC untuk menjatuhkan persyaratan masker dalam ruangan.

Baca Juga

"Kami berada di tempat yang lebih kuat hari ini sebagai negara dengan lebih banyak alat untuk melindungi diri kami sendiri dan komunitas kami dari COVID-19," kata Direktur CDC Rochelle Walensky saat konferensi pers Jumat (25/2/2022) waktu setempat.

Walesky mengutip juga ketersediaan vaksin dan booster, akses yang lebih luas untuk pengujian, ketersediaan masker berkualitas tinggi. dan aksesibilitas ke perawatan baru dan peningkatan ventilasi. "Dengan kekebalan populasi yang meluas, risiko keseluruhan penyakit parah sekarang umumnya lebih rendah," kata Walensky.

Kebijakan baru ini dipecah menjadi tiga kategori, yakni risiko rendah, sedang dan tinggi berdasarkan kapasitas dan kasus rumah sakit. Aturan tersebut menyarankan orang-orang di komunitas berisiko menengah yang berada pada peningkatan risiko komplikasi penyakit, seperti mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, untuk bertanya kepada dokter mereka apakah mereka harus mengenakan masker.

Wisatawan masih perlu memakai masker di pesawat terbang, kereta api dan bus serta di bandara dan stasiun kereta api. Persyaratan itu berakhir pada 18 Maret, dan CDC akan meninjaunya kembali dalam beberapa minggu mendatang, kata Walensky.

Pedoman baru berlaku terlepas dari status vaksinasi. Ahli penyakit menular di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Dr. Amesh Adalja mengatakan perubahan itu masuk akal mengingat tingkat penularan di AS, tetapi tingkat rawat inap tetap rendah. "Berfokus pada kapasitas rumah sakit adalah metrik yang jauh lebih baik dan selalu menjadi perhatian utama," katanya.

CDC mengatakan, masker di sekolah universal sekarang akan disarankan hanya di komunitas dengan tingkat COVID-19 yang "tinggi". Rekomendasi sebelumnya menyarankan penggunaan masker di sekolah terlepas dari tingkat penularan COVID.

"Kita harus fleksibel dan untuk dapat mengatakan bahwa kita perlu melonggarkan lapisan tindakan pencegahan kita ketika keadaan membaik," kata Walensky. "Dan kemudian kita harus dapat memanggil mereka lagi, jika kita memiliki varian baru, selama lonjakan," ujarnya menambahkan.

Langkah baru CDC dilakukan ketika gelombang infeksi virus corona yang disebabkan oleh varian Omicron menyebar dengan cepat. Namun demikian, penyebaran itu telah mereda secara substansial di AS dan negara bagian seperti New Jersey. Beberapa wilayah AS telah mengumumkan rencana untuk mencabut mandat masker dalam ruangan untuk sekolah dan tempat umum lainnya dalam beberapa hari mendatang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement