REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga, Sabtu (26/2) pukul 20.56 WIB, total korban meninggal pasca gempabumi magnitudo 6,1 Sumatra Barat menjadi 10 orang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mendorong segenap unsur pemerintah daerah agar melakukan upaya tanggap darurat secara cepat, tepat serta mengutamakan keselamatan masyarakat termasuk memberikan hak-haknya.
“Agar masyarakat yang terdampak langsung ini segera mendapat pertolongan. Paling tidak hak kebutuhan dasarnya ini dapat segera kita penuhi,” kata Suharyanto, Ahad (27/2/2022).
“Kita terlibat secara langsung dan komponen bangsa yang lain untuk menyatukan gerak langkah untuk segera mengatasi dampak gempabumi,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB juga mengapresiasi pemerintah daerah setempat atas gerak cepat dalam rangka pembentukan posko darurat yang mengatur dan mengelola manajemen penanganan darurat bencana. BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah guna memastikan operasi penanganan darurat dilakukan dengan perencanaan yang tepat.
Lebih lanjut, Suharyanto yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengingatkan agar penanganan warga yang mengungsi agar tetap menegakkan protokol kesehatan. Pos pengungsian diharapkan dapat mendukung ruang yang cukup sehingga tidak menimbulkan kerumunan.
Berdasarkan hasil kaji cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat bersama BPBD masing-masing kabupaten terdampak dan instansi gabungan telah mencatat ada sebanyak 10 orang meninggal dunia, 42 orang luka berat, 346 luka ringan, empat orang masih dinyatakan hilang dan 13 ribu jiwa mengungsi.
Adapun apabila dirinci lebih lanjut, korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia tercatat dari Kabupaten Pasaman Barat ada sebanyak empat orang, luka berat 37 orang, luka ringan 310 orang dan kurang lebih 10 ribu jiwa mengungsi di 35 titik pengungsian yang berada di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Kinali.
Kemudian dari Kabupaten Pasaman dilaporkan ada enam orang meninggal dunia, luka berat lima orang, luka ringan 36 orang, tiga ribu jiwa menungsi dan ada empat orang tertimbun material longsoran yang hingga kini masih dalam proses pencarian dan pertolongan.
Di samping itu, Kabupaten Lima Puluh Kota melaporkan sebanyak 53 jiwa dari 16 KK terdampak dan dua jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Selanjutnya di Kabupaten Agam dilaporkan ada seorang bayi mengalami luka-luka akibat terdampak gempa bumi.
Gempa bumi yang berpusat di 0,14 derajat LU dan 99,94 derajat BT pada kedalaman 10 kilometer itu juga mengakibatkan 103 unit rumah rusak berat, lima unit rumah rusak ringan, kurang lebih 1.307 unit rumah rusak ringan, tiga unit fasilitas pendidikan rusak berat. Lalu dua rumah ibadah rusak, satu bangunan fasilitas umum rusak, termasuk beberapa bangunan milik pemerintahan. Selain itu, Bukit Lintang Nagari dilaporkan mengalami longsor dan upaya pembersihan material dan pencarian serta pertolongan menjadi fokus utama yang dilakukan tim gabungan.