Ahad 27 Feb 2022 20:07 WIB

Rusia Terancam Krisis Chip, Intel Hingga AMD Tangguhkan Ekspor

Pembatasan ekspor baru terutama ditujukan pada chip untuk keperluan militer.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Microchip (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Microchip (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) membatasi ekspor ke Rusia. Beberapa laporan telah muncul hari ini bahwa baik Intel dan AMD telah menangguhkan penjualan chip ke Rusia. Selain itu, laporan juga muncul bahwa keputusan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) untuk berpartisipasi dalam sanksi akan menggagalkan pasokan chip buatan dalam negeri Rusia.

Tom’s Hardware telah menghubungi Intel, AMD, dan Nvidia untuk memberikan komentar. Outlet media Rusia juga mengklaim bahwa penangguhan telah dikonfirmasi oleh Asosiasi Pengembang dan Produsen Elektronik Rusia (ARPE). Selain itu, perusahaan TI China dikatakan telah diberi tahu oleh Intel bahwa penjualan ke Rusia telah dilarang.

Baca Juga

Dilansir dari Tom’s Hardware, Ahad (27/2/2022), tingkat penjualan yang dihentikan saat ini tidak jelas. Pembatasan ekspor baru terutama ditujukan pada chip untuk keperluan militer atau chip penggunaan ganda yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer. Itu berarti penjualan sebagian besar chip yang berfokus pada konsumen, seperti chip AMD Ryzen dan Intel Core, kemungkinan tidak akan terpengaruh.

Namun, secara luas diperkirakan akan ada penghentian sementara untuk semua penjualan semikonduktor ke Rusia karena perusahaan bekerja untuk memutuskan produk mana yang terpengaruh. Selain itu, AS telah menambahkan 49 perusahaan Rusia ke Daftar Entitas, dan perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat untuk membeli jenis chip apa pun.

Pembatasan ekspor AS yang baru sejenis dengan sanksi yang dijatuhkan pada Huawei, tetapi berlaku untuk seluruh negara-yang pertama. Rusia telah bersiap selama bertahun-tahun untuk menghadapi sanksi potensial, terutama setelah sanksi internasional pada 2014 usai tindakannya di Krimea. Sebagai solusi, Rusia telah mempromosikan produksi semikonduktor dalam negerinya sendiri.

Namun, chip yang dirancang di dalam negeri Rusia dari perusahaan seperti Baikal, MCST, Yadro, dan STC Module sebenarnya diproduksi oleh TSMC yang berbasis di Taiwan. Kini, TSMC juga telah setuju untuk juga menangguhkan penjualan ke negara itu untuk mematuhi pembatasan ekspor baru. Itu berarti pasokan chip Rusia juga bisa terputus.

Sementara perusahaan seperti Intel dan AMD dilaporkan segera menangguhkan penjualan, itu tidak akan berdampak langsung pada industri. Menurut Asosiasi Industri Semikonduktor, pemerintah Rusia menyumbang kurang dari 0,1 persen dari pembelian chip global. Sementara pasar Rusia yang lebih luas mewakili sekitar 50,3 miliar dolar AS (Rp 721,012 triliun) dari pasar semikonduktor global senilai 4,47 triliun dolar AS (Rp 64,074 kuadriliun).

Malah, dampaknya diperkirakan akan terasa ketika superkomputer, jaringan, chip militer dan sejenisnya gagal atau perlu ditingkatkan. Dalam kasus tersebut, Rusia akan dipaksa untuk memperoleh chip secara ilegal.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement