Ahad 27 Feb 2022 18:27 WIB

10 Warga Yunani Tewas Akibat Gempuran Rusia di Ukraina

Sepuluh warga sipil tewas akibat gempuran di dekat Mariupol.

Tentara Ukraina menangani peralatan di luar Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengklaim Sabtu bahwa pasukan Ukraina telah menangkis serangan itu dan bersumpah untuk terus berperang.
Foto: AP/Andrew Marienko
Tentara Ukraina menangani peralatan di luar Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 26 Februari 2022. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengklaim Sabtu bahwa pasukan Ukraina telah menangkis serangan itu dan bersumpah untuk terus berperang.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA --  warga negara Yunani tewas dan enam lainnya terluka akibat gempuran Rusia di dekat kota Mariupol, Ukraina pada Sabtu (26/2/2022). Yunani telah memanggil duta besar Rusia ke Kementerian Luar Negeri Yunani setelah menyampaikan protes secara verbal.

"Sepuluh warga sipil tak bersalah asal Yunani tewas akibat serangan udara Rusia di dekat Mariupol. Setop pengeboman sekarang!" kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Twitter.

Baca Juga

Insiden itu terjadi di pinggir desa Sartana dan Bugas. Salah satu korban adalah anak-anak, menurut Kemlu Yunani.

Kemlu mengecam serangan udara terhadap warga sipil dan meminta Rusia untuk segera menghentikan gempuran lewat udara dan serangan terhadap warga sipil. Dari 10 korban tewas juga terdapat empat ekspatriat di Sartana.

Sebelumnya dua orang tewas di desa tersebut dan empat lainnya tewas di desa Bugas. Ribuan ekspatriat Yunani tinggal di Mariupol.

Pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov awal Februari, Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias menekankan perlunya melindungi komunitas ekspatriat Yunani di Ukraina. Pasukan Rusia pada Sabtu atau hari ketiga invasi, menggempur kota-kota Ukraina dengan artileri dan rudal penjelajah. Namun, ibu kota Kiev masih berada dalam genggaman Ukraina.

Yunani siap menampung pengungsi Ukraina dan berkoordinasi dengan Uni Eropa, kata Menteri Urusan Migrasi Notis Mitarachi."Seandainya harus menerima sejumlah orang, kami bersedia melakukannya. Biayanya akan ditanggung oleh Eropa, namun saat ini prioritasnya adalah dimensi kemanusiaan," katanya.

sumber : antara/reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement