REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Ratusan warga yang mengungsi di Kantor Bupati Pasaman Barat, mengeluhkan kondisi kesehatannya. Posko pemeriksaan kesehatan yang didirikan Dinas Kesehatan bekerja sama TNI dari Denkesyah 01.04.04 Padang mencatat, sudah lebih kurang 200 orang mengeluhkan berbagai macam penyakit.
"Rata-rata keluhan pasien adalah demam, batuk, pilek," kata Dokter dari Dinkes Pasbar, Dian Leonita, Ahad (27/2).
Dian menyebut, mayoritas pengungsi yang mengeluhkan kesehatan adalah lansia dan anak-anak. Namun, keluhan yang ditangani posko kesehatan menurut Dian masih kategori ringan. Penyebab pengungsi mengeluhkan demam ini, menurut dugaan Dian, karena keterbatasan air bersih.
Menurut Dian, kebutuhan obat-obatan untuk masyarakat pengungsi masih tercukupi. Bila ada gejala yang berat, mereka akan memberikan rujukan ke rumah sakit yang tepat.
Salah seorang pengungsi yang berasal dari Timbo Abu, Kecamatan Talamau Sabariah (62 tahun) mengeluhkan sakit kepala ketika berada di tenda pengungsian. Dia yang telah mengungsi sejak Jumat (25/2) itu kemudian dipapah oleh anaknya Hendra (25) ke tenda medis milik Semen Padang.
Pengungsi lainnya yang berasal dari Mudiak Simpang Damri (60) tiba-tiba jatuh pada Sabtu (26/2) malam karena sakit kepala, lalu diantarkan sang isteri ke pos kesehatan. Medis menengarai, faktor ketersediaan air minum serta pola makan yang tidak teratur menjadi penyebab sakitnya pengungsi.
Di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, ada sekitar 2.800 orang pengungsi yang berlindung di puluhan tenda yang telah didirikan. Mayoritas korban berasal dari Nagari Kajai dan Nagari Timbu Abu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
“Untuk wilayah satu titik sangat parah di Nagari Kajai. Di sana lebih seribu rumah rusak berat dan ringan,” kata Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi.