REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Pemerintah Swedia akan melanggar prinsipnya mengenai tidak akan mengirim senjata ke negara-negara konflik. Guna menjamin keamanannya, mereka bakal menyuplai peralatan militer, termasuk peluncur anti-tank, ke Ukraina.
“Kesimpulan saya sekarang adalah bahwa keamanan kami paling baik dilayani dengan kami mendukung kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri melawan Rusia,” kata Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson kepada awak media pada Ahad (27/2/2022).
Andersson mengungkapkan, 5.000 senjata anti-tank model "Pansarskott 86", sebuah peluncur anti-tank sekali pakai yang dikenal secara internasional sebagai Bofors AT-4, akan dikirim ke Ukraina. Swedia juga bakal memasok 135 ribu ransum lapangan, 5.000 helm, dan 5.000 buah pelindung tubuh.
Andersson menjelaskan, itu merupakan pertama kalinya Swedia menyuplai senjata dan peralatan militer ke negara yang terlibat konflik sejak Uni Soviet menyerang Finlandia pada 1939. Menurut media Swedia, Ukraina sebenarnya secara khusus meminta sistem anti-tank Robot-57 yang lebih canggih.
“Sebuah sistem senjata yang dapat menyerang tank serta kendaraan lapis baja telah diminta dan ini adalah sistem seperti itu,” kata Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist ketika ditanya tentang keputusan negaranya melanggar doktrin untuk mengirim persenjataan dan peralatan militer ke Ukraina.
Hultqvist menjelaskan, cara pengoperasian sistem anti-tank yang dikirim negaranya ke Kiev terbilang mudah. “Ini adalah sistem yang mudah dioperasikan, tidak memerlukan pelatihan dan dapat ditangani oleh seorang prajurit,” ucapnya.
Swedia secara resmi meninggalkan sikap netralitasnya pada akhir Perang Dingin. Namun ia tetap secara resmi "non-blok" dan di luar aliansi militer. Swedia bukan negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Kendati demikian, mereka sudah menjadi mitra aliansi tersebut sejak pertengahan 1990-an.
Baca juga:
Putin Siagakan Pasukan Kekuatan Nuklir Rusia
Naftali Bennett Telepon Putin untuk Tawarkan Mediasi Konflik dengan Ukraina
Presiden Ukraina Tolak Berunding dengan Rusia di Belarusia