Senin 28 Feb 2022 10:44 WIB

Sekjen PDIP Blusukan di Banda Aceh

Blusukan Sekjen PDIP dengan bersepeda.

Red: Muhammad Hafil
Sekjen PDIP Gowes dan Blusukan di Banda Aceh
Foto: Dok Republika
Sekjen PDIP Gowes dan Blusukan di Banda Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto gowes menikmati udara pagi dan blusukan di Banda Aceh melihat kondisi riil dan geliat warga Aceh. Tak hanya itu, sehabis gowes menikmati kopi bersama warga. 

Ketua DPP PDIP Prof Rokhim Dahuri, Ketua DPD PDIP Aceh Muslahuddin Daud bersama puluhan kader, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Samsul Rizal dan Rektor Universitas Syiah Kuala terpilih Prof. Marwan pun ikut dalam gowes ini. Sebagaimana diketahui, Hasto dan Rokhmin sejak kemarin hadir di Banda Aceh untuk memberi kuliah umum di  Universitas Syiah Kuala. 

Baca Juga

"Dalam situasi varian Omicron masih banyak kasus yang terpapar, sangat memengaruhi hobby untuk bersepeda. Mumpung ada waktu dan bisa berkunjung ke Aceh, ini momen yang bagus," ucap Hasto sebelum memulai gowes, Ahad (27/2/2022). 

Dari depan lobby hotel menginap, mereka mulai mengayuh sepeda secara santai berkeliling kota Banda Aceh, antara lain melintasi Masjid Baiturrahman, Museum Tsunami, Pantai Cermin Uleelheue, wilayah pecinan hingga mampir di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh. 

Di Pantai Cermin Uleelheue, Hasto dan rombongan berhenti sejenak untuk foto bersama dan melihat pantai. 

"Sebagimana sektor lain, dunia pariwisata kita memang ikut terdampak pandemi Covid ini," kata Hasto. 

Saat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh, Hasto melihat kesibukan para nelayan dan transaksi jual beli ikan. Tak hanya itu, Hasto dan rombongan melihat proses pengemasan ikan yang disalurkan ke berbagai kota. “PDI Perjuangan mengapresiasi atas kerja salah satu Wakil Ketua DPD PDIP bidang Kelautan Abubakar yang mampu mengorganisir para nelayan menjadi salah satu mata rantai perekonomian rakyat," ujar Hasto. 

"Ikan-ikannya segar. Semoga para nelayan bisa bangkit dari dampak pandemi Covid ini. Paragdigma sebagai negara maritim harus didorong agar seluruh industri maritim dari hulu dan hilir menjadi perhatian sehingga nantinya bisa mengangkat harkat nelayan. Harapannya bisa ditingkatkan secara progresif," tambah Hasto. 

Dalam kesempatan yang sama, Rokhmin Dahuri, yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan,  mengatakan pelabuhan ekspor ikan di Indonesia diharapkan lebih banyak. 

"Berdasarkan catatan, hanya ada tujuh pelabuhan ekspor ikan di Indonesia ini. Tentunya ini masih perlu untuk ditambah," kata Rokhmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement