REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Meta Platforms Inc telah membatasi beberapa akun di Ukraina, termasuk beberapa akun milik organisasi media pemerintah Rusia. Pembatasan akun tersebut atas permintaan pemerintah Ukraina, kata kepala urusan global perusahaan itu Nick Clegg dalam sebuah cuitan pada Ahad (27/2/2022).
"Ukraina juga menyarankan agar kami menghapus akses ke Facebook dan Instagram di Rusia. Namun, orang-orang di Rusia menggunakan FB dan IG untuk memprotes dan mengorganisir menentang perang dan sebagai sumber informasi independen," kata Clegg di cuitan lainnya.
Dia mengatakan pemerintah Rusia sudah membatasi platform Meta untuk mencegah aktivitas ini. Menurutnya, mematikan layanannya akan "membungkam ekspresi penting pada waktu yang genting."
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan intervensi militer pada pekan lalu, hanya beberapa hari setelah mengakui dua wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina timur. Dia mengklaim bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki negara tetangga, tetapi ingin "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia mencoba membangun pemerintahan boneka dan mengatakan Ukraina akan membela negara mereka dari agresi Rusia. Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan hampir 150.000 tentara di perbatasan dengan Ukraina. Mereka mengklaim Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina, tuduhan yang secara konsisten ditolak oleh Moskow.
Baca juga:
Putin Siagakan Pasukan Kekuatan Nuklir Rusia
Naftali Bennett Telepon Putin untuk Tawarkan Mediasi Konflik dengan Ukraina
Presiden Ukraina Tolak Berunding dengan Rusia di Belarusia