REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok penipu yang diulas di film dokumenter The Tinder Swindler, Simon Leviev, kini dikabarkan meminta bayaran 20 ribu dolar AS (Rp 287,5 juta) terkait tawaran tampil di kelab malam. Sebelumnya, pria asal Israel tersebut mencoba mengambil keuntungan dari tayangan Netflix itu dengan meneken kontrak untuk berkarier di Hollywood.
Kisah kontroversial Leviev meraih kesuksesan besar di Netflix, menurut laporan TMZ, seperti dilansir dari Page Six, Senin (28/2/2022). TMZ tersebut melaporkan bahwa Leviev menerima tawaran penampilan di kelab malam dari Philadelphia hingga Boston di Amerika Serikat serta Jerman hingga Meksiko.
Bayaran yang diminta Leviev rupanya termasuk permintaan untuk layanan botol di kelab, jet pribadi, suite di hotel bintang lima, layanan mobil SUV hitam, dan dua penjaga keamanan sepanjang waktu. Leviev disebut tidak ingin menyia-nyiakan momentum The Tinder Swindler.
TMZ juga melaporkan bulan ini bahwa Leviev terlihat mengunjungi dealer mobil mewah Ferrari di Tel Aviv. Pria asal Israel itu masih menggunakan jasa agensi yang berbasis di Los Angeles, Gina Rodriguez. Manajemen itu juga mewakili berbagai bintang realitas, termasuk Mama June.
Leviev juga memiliki proyek lain termasuk pertunjukan kencan, yang menampilkan dia menjadi sosok diperebutkan kontestan perempuan serta sebuah acara podcast. Pria 31 tahun itu juga menggunakan layanan e-greeting selebritas cameo dengan tarif 200 dolar AS (Rp 2,8 juta) secara individu dan 1.000 dolar AS (Rp 14,3 juta) untuk bisnis.
Saat ini, tayangan memiliki peringkat 4,9 di situs tersebut. Di kolom testimoni, seorang penggemar mengaku puas melihat penampilan pria yang sempat dipenjara tersebut.
Leviev yang lahir dengan nama Shimon Hayut itu sudah diblokir dari Tinder setelah profilnya muncul di Tinder Swindler. Dia dituduh telah melakukan penipuan banyak perempuan melalui aplikasi kencan Tinder.