Senin 28 Feb 2022 15:52 WIB

Peringati Isra Mi'raj, Wagub Nilai Jari Bagian Syiar Islam

Peran ulama dan mubaligh dalam menjaga kedaulatan NKRI menjadi strategis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, dengan menggelorakan spirit keagamaan, maka sekaligus menjalankan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Makanya peran ulama dan mubaligh dalam menjaga kedaulatan NKRI menjadi strategis.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, dengan menggelorakan spirit keagamaan, maka sekaligus menjalankan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Makanya peran ulama dan mubaligh dalam menjaga kedaulatan NKRI menjadi strategis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai, kegiatan peringatan hari besar Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari syiar Islam. Menurutnya, mengagungkan kebesaran Allah SWT sebagai pencipta merupakan bukti keimanan dan ketakwaan seseorang.

"Siapa yang meninggikan kebesaran Allah SWT itulah bukti seseorang memiliki keimanan dan ketakwaan," ujar Uu saat memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Al Mukhbitiin, Perum Griya Inti Desa Babakan Peuteuy Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, akhir pekan ini.

Menurut Uu, menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya sejalan dengan dasar negara Pancasila. Yakni sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila sendiri merupakan sumber hukum, sumber kekuatan yang utama di negeri Indonesia.

Sehingga, kata dia, dengan menggelorakan spirit keagamaan, maka sekaligus menjalankan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan. Makanya peran ulama dan mubaligh dalam menjaga kedaulatan NKRI menjadi strategis.

Menurutnya, dengan spirit keagamaan yang merupakan sila pertama Pancasila, pemerintah di berbagai tingkatan tidak boleh membuat keputusan tanpa dinaungi dasar Pancasila.

"Dalam Pancasila ada Ketuhanan yang Maha Esa, tentu dalam membuat keputusan (pemerintahan) harus dinaungi dengan keimanan dan ketakwaan," katanya.

"Pancasila hukum yang tertinggi, Ketuhanan yang Maha Esa, sila pertama. Tidak boleh membuat keputusan tanpa dibingkai Pancasila, tentunya harus dibingkai keimanan dan ketakwaan," kata Panglima Santri Jabar.

Sehingga, kata dia, kegiatan hari besar keagamaan Islam, juga menjadi salah satu implementasi dari Pancasila itu sendiri. Sementara Pancasila merupakan pedoman yang dilahirkan para pendiri negara Indonesia.

"Pancasilais sejati, mereka yang mengamalkan agamanya. Pancasilais sejati di antaranya karena melaksanakan Ketuhanan yang Maha Esa," katanya.

"Negara tidak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan keagamaan tidak sesuai dengan Pancasila," imbuhnya.

Sehingga, kata dia, peringatan hari besar sebenarnya merupakan kegiatan multidimensi ditinjau segi agama maupun dari gama.

Apalagi, kata dia, Pemprovinsi Jawa Barat saat ini memiliki program Jabar Juara lahir batin, di mana Gubernur Jabar Ridwan Kamil tidak hanya ingin Jabar Juara dalam bidang materil saja, namun juga moral dan batiniyah warganya. 

Dengan begitu, kata dia, diharapkan pembangunan yang seimbang dalam baik urusan duniawi dan ukhrawi. "Dalam bidang lahir, biasa berbicara tentang kesehatan, ada dokter, bidang pendidikan ada guru dan dosen, maka dalam bidang bathin pemerintah butuh peran para ulama," katanya.

Uu berterima kasih kepada pada ulama yang selama ini telah mencurahkan karya dan jasanya yang turut membangun peradaban manusia di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement