REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah menggencarkan moderasi beragama untuk melawan tumbuh dan berkembangnya aliran/paham yang meresahkan umat di daerah itu.
"Jangan sampai umat kita diracuni dengan paham dan aliran yang meresahkan," kata Pimpinan MUI Sigi Hamdan Rampadio, Senin (28/2/2022).
Hamdan menegaskan, kehadiran paham dan aliran tertentu cenderung membuat gaduh dan mengkotak-kotakkan umat. Hal itu karenapfaham dan aliran tertentu cenderung melarang umat untuk melaksanakan tahlil, pembacaan barjanzi, aqiqah dan sebagainya, karena dianggap bid'ah.
Padahal budaya keagamaan itu telah terbangun lama di tengah masyarakat dalam kehidupan sosial keagamaan. "MUI tegas menyikapi hal ini, MUI turun langsung ke masyarakat memberikan pemahaman kepada umat, agar jangan mudah menerima paham dan aliran yang masuk ke suatu wilayah," katanya.
MUI Sigi menilai perbedaan pendapat, paham dan aliran suatu keniscayaan yang merupakan ketentuan atau sunnatullah. Karena itu tidak boleh suatu pendapat, faham dan aliran, dipaksakan kepada orang lain untuk diterima.
"Moderasi beragama ini dikembangkan dan dioptimalkan untuk menjadi penengah dan penyejuk di tengah keberagaman," katanya.
Berkaitan dengan itu, Ketua Umum MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri mengatakan MUI harus menjadi pemersatu umat. "MUI bukan pemecah belah umat, karena MUI harus membangun pemahaman umat untuk mengedepankan persamaan dalam kehidupan sosial keagamaan," kata Habib Ali.
Dalam dakwah, kata Habib Ali, tidak perlu saling menyinggung, menyalahkan, mengkafirkan dan mengharamkan. Penceramah diminta menyampaikan ilmu yang bermanfaat bagi umat.
Habib Ali juga meminta kepada MUI Sigi untuk meningkatkan kualitas kerja sama dengan TNI, Polri serta pemerintah daerah, dalam rangka pembinaan umat dan pencegahan kemungkaran. Habib Ali Bin Muhammad Aljufri melantik pengurus MUI Kabupaten Sigi periode 2021-2026 bertempat di Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo, Kabupaten Sigi, Senin. Ketua Umum MUI Sigi Habib Ali Hasan Aljufri dipercayakan memimpin kembali lembaga keagamaan itu.