REPUBLIKA.CO.ID, BELARUSIA -- Aktivis peretas dari Belarusia diduga membobol komputer yang mengontrol kereta api negara itu dan menghentikan beberapa perjalanannya. Hal ini dilakukan sebagai bagian bagian upaya mereka mengganggu pergerakan tentara Rusia yang pindah ke Ukraina.
Para aktivis peretas ini menyebut diri mereka sebagai Cyber Partisans. Beberapa kereta api berhenti di kota Minsk, Orsha dan Osipovichi pada Ahad (27/2/2022).
Hal ini terjadi setelah para peretas mengambil alih kendali perangkat perutean dan pengalihan sistem kereta api, serta mengubahnya menjadi tidak dapat dioperasikan dengan mengenkripsi data yang tersimpan di dalamnya.
Beberapa situs web yang terhubung ke jaringan kereta api Belarusia mengirimkan pesan error di hari yang sama. Namun, hingga berita ini dibuat, Bloomberg tidak dapat secara independen memverifikasi klaim kelompok peretasan tersebut.
Seorang mantan pekerja kereta api Belarusia, yang menjalankan saluran Telegram populer di kalangan pekerja kereta api negara itu, melaporkan sistem kereta api di Minsk dan Orsha telah 'lumpuh'. Selain itu, di forum internet Belarusia, beberapa orang mengabarkan seputar gangguan pada kereta api di Minsk.
Dilansir di Bloomberg, Senin (28/2/2022), perwakilan pemerintah di Belarus tidak menanggapi permintaan komentar. Seorang perwakilan untuk Kedutaan Besar Rusia di Washington juga tidak menanggapi pesan yang meminta komentar.
Kelompok peretas ini mengatakan tujuan serangan itu adalah untuk memperlambat perpindahan pasukan Rusia, yang melakukan perjalanan dari pangkalan di Belarus ke Ukraina utara. Hal ini juga dilakukan untuk membeli lebih banyak waktu bagi Ukraina untuk menghalau serangan Rusia di negara itu.
Mereka menyebut telah menempatkan sistem kereta api ke mode "kontrol manual", yang secara signifikan akan memperlambat pergerakan kereta, tetapi tidak akan menciptakan situasi darurat.
Sergei Voitehowich, mantan karyawan perusahaan Kereta Api Belarus milik negara Belarus yang membantu mengoperasikan forum daring untuk pekerja kereta api Belarusia, mengatakan peretas telah merusak sistem kontrol lalu lintas kereta api.
"Kondisi itu menyebabkan terganggunya pergerakan kereta api, terutama di persimpangan antara Minsk dan Orsha," katanya.
Baca juga : FIFA Tendang Rusia dari Piala Dunia Qatar 2022
Voitehowich menambahkan, sistem kontrol lalu lintas telah dipulihkan setelah terjadi pelanggaran. Tetapi, sistem lain tidak beroperasi dan situs web jaringan kereta eksternal tidak aktif. Hal ini menyebabkan tertutupnya kemungkinan untuk membeli tiket dan pergerakan kereta menjadi sangat sulit.
Pada akhir Januari, Cyber Partisans mengatakan mereka telah menargetkan Kereta Api Belarusia milik negara dan mengenkripsi sebagian besar server, database dan workstation perusahaan.
Sejak lama, mereka menyebut telah menargetkan pemerintah Belarusia dan lembaga kepolisian dengan serangan cyber.
Tahun lalu, mereka merilis kumpulan data yang mencakup arsip polisi rahasia, daftar tersangka informan polisi, informasi pribadi tentang pejabat tinggi pemerintah dan mata-mata, rekaman video yang dikumpulkan dari drone polisi dan pusat penahanan, serta rekaman rahasia panggilan telepon dari sistem penyadapan pemerintah.
Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong kelompok ini agar fokus mengganggu gerakan militer Rusia. Rusia diketahui menggunakan Belarusia sebagai titik awal untuk memasuki bagian utara Ukraina.
Baca juga : Imam Besar Al Azhar Minta Pemimpin Dunia Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Pemerintah Ukraina secara aktif mencari bantuan peretas sukarela di tengah konflik. Sekelompok profesional teknologi maupun profesional lain dengan keahlian komputasi telah bergabung bersama di saluran media sosial, untuk mengidentifikasi situs web dan pejabat Rusia yang menjadi sasaran serangan siber.